Minggu, 17 Desember 2023 – 23:39 WIB
Jakarta – Intensitas hujan semakin meningkat di wilayah Sumatera Selatan atau Sumsel dalam beberapa hari terakhir. Warga Sumsel diimbau untuk waspada terhadap potensi bencana tanah longsor dan banjir.
Demikian disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Agus Fatoni. Dia menyatakan bahwa pihak Pemprov Sumsel rutin menggelar apel kesiapsiagaan personel dan peralatan penanggulangan banjir dan longsor. Dengan upaya ini, diharapkan dapat menjadi antisipasi potensi bencana alam tersebut.
Provinsi Sumsel baru saja melewati ujian cukup berat karena kabut asap yang pekat akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Namun, kondisi itu sudah teratasi menyusul beralihnya cuaca dari musim kemarau ke musim hujan.
“Namun, di balik curah hujan yang tinggi terdapat ancaman baru yakni bencana banjir bandang dan tanah longsor yang kapan saja datang mengancam beberapa wilayah di Provinsi Sumsel,” ujar Fatoni.
Pun, dia mengingatkan agar seluruh personel satgas penanggulangan bencana tetap waspada serta memberikan edukasi dan peringatan dini kepada masyarakat di daerahnya masing-masing.
“Kondisi ekologi seperti degradasi alam, perilaku manusia ini dapat kita perbaiki. Namun, ini tak bisa kita kerjakan secara sendiri, kita perlu bersama secara komprehensif untuk mengatasinya,” kata Fatoni.
Lebih lanjut, dia menyampaikan agar mitigasi terus dilakukan demi mengurangi risiko jika terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Dia menambahkan, berdasarkan data kejadian bencana yang terjadi di Sumsel pada 2022 sebanyak 147 kali kejadian. Sementara, hingga November 2023 tercatat sebanyak 69 kali kejadian bencana.
“Mudah-mudahan dengan kesiapsiagaan kita, bencana ini tidak bertambah lagi. Walaupun terjadi kita berharap tidak menimbulkan sampai menimbulkan kerusakan sarana prasarana dan korban jiwa,” jelas Fatoni.
Selain menyiapkan personel dan peralatan, edukasi kepada personel gabungan juga dilakukan mengenai mobilisasi menuju ke lokasi bencana atau daerah rawan. Langkah itu untuk memudahkan proses evakuasi dan meminimalisir dampak bencana berupa kerusakan sarana prasarana maupun korban jiwa.