Friday, December 6, 2024

Aktivis Menghidupkan Tradisi Leuit...

Yayasan Paseban bersama Arista Montana memfokuskan upaya pelestarian leuit sebagai cara menjaga ketahanan pangan berbasis kearifan lokal di tengah tantangan modernisasi.

Irving-Sugianto 9,8%, Afni-Syamsurizal 31,6%,...

Nusaperdana.com,Pekanbaru—Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei tiga pasangan calon bupati-wakil...
HomeBeritaMenghasilkan "Resep" Minyak...

Menghasilkan “Resep” Minyak dan Gas Rokan Hilir yang Memberikan Manfaat “Nikmat” bagi Masyarakat

Nusaperdana.com, Rokan Hilir – Kabupaten Rokan Hilir adalah kota bersejarah di Provinsi Riau dengan luas wilayah mencapai 8881 km persegi. Sebagai daerah bersejarah, rohil tidak terlepas dari tradisi leluhur, yaitu tradisi membakar kapal sebagai tanda kedatangan masyarakat Tionghoa di Indonesia, khususnya di Kabupaten Rokan Hilir.

Tradisi ini tidak hanya memiliki nilai sejarah dan budaya, tetapi juga mampu menggerakkan ekonomi. Hal ini terbukti dari banyaknya wisatawan yang ingin melihat tradisi tahunan tersebut. Selain budaya, Kabupaten ini juga dikenal sebagai penghasil ikan terbesar di Indonesia, bahkan kedua terbesar di dunia. Rokan Hilir juga dikenal sebagai daerah penghasil migas di atas dan di bawah tanah.

Bupati Rokan Hilir menyampaikan bahwa kabupaten ini memiliki potensi besar di bidang pertambangan migas dan hasil panen kelapa sawit. Namun, masih ada banyak PR yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan Hilir, mulai dari meningkatkan pendapatan daerah, sumber daya manusia, hingga pembangunan infrastruktur.

Bupati juga menegaskan bahwa target pembangunan di wilayah tersebut adalah infrastruktur, jalan, jembatan, sumber daya manusia, dan UMKM. Selain itu, potensi migas juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah.

Bupati juga mengungkapkan bahwa terkait dengan alih kelola Chevron ke Pertamina, pihaknya berencana untuk menambah sumur sumur baru yang akan dikejar, dengan target 1000 sumur dalam 1 tahun nantinya.

Selain itu, Bupati juga memberikan perhatian terhadap penyerapan tenaga kerja lokal. Dia berharap agar perusahaan migas di wilayah tersebut dapat mempekerjakan tenaga kerja lokal dan mengangkat mereka ke posisi strategis, mengingat mereka lebih paham tentang pengelolaan minyak.

Rokan Hilir juga terkenal dengan kondisi sosial budayanya, seperti tradisi Bakar Tongkang yang bermula dari masyarakat Tionghoa yang merantau ke wilayah tersebut. Tradisi ini hingga kini masih diperingati setiap tahunnya.

Dalam usianya yang ke-24 tahun, Bupati Rokan Hilir berharap agar seluruh pihak dapat memberikan dukungan untuk membuat Rokan Hilir menjadi lebih baik di masa depan.

Semua Berita

Aktivis Menghidupkan Tradisi Leuit untuk Menjaga Kearifan Lokal yang Hilang

Yayasan Paseban bersama Arista Montana memfokuskan upaya pelestarian leuit sebagai cara menjaga ketahanan pangan berbasis kearifan lokal di tengah tantangan modernisasi.

Irving-Sugianto 9,8%, Afni-Syamsurizal 31,6%, Alfedri-Husni 42,8%.

Nusaperdana.com,Pekanbaru—Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei tiga pasangan calon bupati-wakil Siak jelang Pilkada Siak 2024.(diambil dari katakabar.com)Survei ini memotret pasangan nomor urut 3, Alfedri-Husni Merza unggul dengan dua pasangan lainnya.Dari data yang diperoleh katakabar.com, Jumat (22/11),...

Kategori Berita