Friday, December 6, 2024

Aktivis Menghidupkan Tradisi Leuit...

Yayasan Paseban bersama Arista Montana memfokuskan upaya pelestarian leuit sebagai cara menjaga ketahanan pangan berbasis kearifan lokal di tengah tantangan modernisasi.

Irving-Sugianto 9,8%, Afni-Syamsurizal 31,6%,...

Nusaperdana.com,Pekanbaru—Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei tiga pasangan calon bupati-wakil...
HomeBeritaPolri Mengakui Kesulitan...

Polri Mengakui Kesulitan dalam Penangkapan Gembong Narkoba Fredy Pratama karena Perlindungan dari Gangster

Jumat, 29 Desember 2023 – 17:53 WIB

Jakarta – Polri mengakui kesulitan dalam penangkapan gembong narkoba Freddy Pratama yang telah menjadi buronan sejak 2014. Hal ini dikarenakan Fredy dilindungi oleh gangster di Thailand.

“Fredy Pratama ini keberadaannya masih terindikasi di Thailand. Cuma kita kesulitan untuk melakukan penangkapan karena beliau dilindungi oleh gangster,” kata Direktur Tindak Pidana Narkoba (Dirtipidnarkoba) Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jumat, 29 Desember 2023.

Mertua Fredy Pratama yang merupakan orang Thailand juga merupakan bagian dari kartel narkoba, yang membuat Polri kesulitan menangkap bandar narkoba terbesar di Indonesia.

“Karena orang tuanya adalah bagian dari berindikasi narkoba di daerah Thailand. Jadi, mohon waktu lah. Kita tetap upaya untuk itu,” tuturnya.

Mukti menjelaskan pihaknya terus menjalin kerja sama dengan Kepolisian Thailand dan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk meringkus Fredy Pratama. “Kemarin untuk melakukan gabungan dengan Bareskrim, Bea Cukai, Kepolisian Thailand, Div Hubinter dan Bea cukai dari Thailand dan Interpol,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Sandi Nugroho menyatakan pihaknya masih memburu bandar narkoba kelas kakap, Fredy Pratama. Sandi berharap, Fredy dapat ditangkap dalam waktu dekat.

“Fredy Pratama saat ini sedang dalam proses pengejaran, mohon doanya,” ucap Sandi kepada wartawan, dikutip Jumat, 22 September 2023.

Sandi mengatakan, penangkapan tersebut nantinya dapat memastikan siapa sosok yang berperan dominan dalam sindikat Fredy Pratama itu.

Adapun sejauh ini, Sandi mengatakan, butuh proses dalam memburu dan menangkap seseorang. Ia pun mengibaratkan pencarian Fredy Pratama ini seperti barang yang hilang.

“Kita mencari barang hilang aja kita perlu mengingat-mengingat apalagi mencari orang butuh proses mangkanya butuh komunikasi, butuh koordinasi dengan semua pihak agar bisa mendapatkan koordinasi yang signifikan,” ujarnya.

Semua Berita

Aktivis Menghidupkan Tradisi Leuit untuk Menjaga Kearifan Lokal yang Hilang

Yayasan Paseban bersama Arista Montana memfokuskan upaya pelestarian leuit sebagai cara menjaga ketahanan pangan berbasis kearifan lokal di tengah tantangan modernisasi.

Irving-Sugianto 9,8%, Afni-Syamsurizal 31,6%, Alfedri-Husni 42,8%.

Nusaperdana.com,Pekanbaru—Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei tiga pasangan calon bupati-wakil Siak jelang Pilkada Siak 2024.(diambil dari katakabar.com)Survei ini memotret pasangan nomor urut 3, Alfedri-Husni Merza unggul dengan dua pasangan lainnya.Dari data yang diperoleh katakabar.com, Jumat (22/11),...

Kategori Berita