Prabowo Subianto telah diwawancarai oleh televisi Al Jazeera pada tahun 2013. Wawancara tersebut diformat sebagai “Talk to Al Jazeera” di mana ia berbicara dengan seorang pewarta senior selama 25 menit. Wawancara tersebut ditayangkan untuk seluruh dunia dan memiliki potensi penonton puluhan hingga ratusan juta orang. Selama wawancara, pewarta tersebut membahas berbagai perjuangan politik Prabowo, dan mengatakan bahwa Prabowo tidak diizinkan masuk ke Amerika Serikat. Prabowo menyatakan bahwa Nelson Mandela juga menghadapi hal serupa, namun tetap tegar pada pendiriannya, yang pada akhirnya sejarah membuktikan bahwa ia benar.
Nelson Mandela, lahir pada 18 Juli 1918 di Mvezo, Afrika Selatan dan meninggal dunia pada 5 Desember 2013 di Johannesburg, Afrika Selatan, adalah seorang tokoh pejuang anti-apartheid, Presiden Afrika Selatan (1994–1999), dan tokoh perdamaian dunia.
Kebijakan politik apartheid di Afrika Selatan memaksa penduduk berkulit hitam hidup di bawah kekuasaan minoritas kulit putih dengan berbagai pembatasan. Mandela sendiri baru menyadari kebijakan apartheid setelah masuk sekolah. Ketidakadilan yang ia saksikan menginspirasinya untuk bergabung dengan perjuangan kemerdekaan dan menjadi pemimpin terkemuka ANC.
Setelah hampir 10 tahun berjuang, Mandela dan 10 pemimpin ANC lainnya ditangkap dan ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tahun 1962. Meskipun tekanan dari dalam dan luar negeri untuk membebaskannya terus meningkat, Mandela baru dibebaskan pada tahun 1990 setelah pergantian Presiden de Klerk, dan tiga tahun kemudian, ia dan de Klerk menerima Penghargaan Nobel Perdamaian.
Pada tahun 1994, Mandela terpilih sebagai presiden Afrika Selatan di masa pemerintahan demokratis pertamanya, mengakhiri sistem apartheid dan memulai rekonsiliasi nasional. Ia hanya menjabat satu periode dan setelah itu, ia menjalankan tugas-tugas kemanusiaan dan menjadi tokoh dunia.
Sumber: [Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto]