Thursday, May 22, 2025
spot_img

Kerja Sama Strategis RI...

Indonesia dan Persatuan Emirat Arab (PEA) kembali memperkuat hubungan strategis mereka dalam pertemuan...

Peluang Investasi Energi: Danantara...

Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia, menegaskan komitmen pemerintah untuk membuka pintu investasi di...

Sosialisasi Keselamatan Lalu Lintas...

Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Kampar telah mengadakan kegiatan edukasi dan sosialisasi keselamatan...

7 Artis Wanita yang...

Beberapa artis wanita Indonesia mengambil langkah untuk memperdalam agama Islam dan tampil lebih...
HomeprabowoThomas Matulessy, Pejuang...

Thomas Matulessy, Pejuang Nasional – prabowo2024.net

Pattimura: Pemimpin Perlawanan Maluku Terhadap Penjajah

Dalam sejarah bangsa Indonesia, seringkali kita menemui tokoh-tokoh yang tidak kompromi dalam melawan penjajah. Mereka dengan lantang menyatakan kepada penjajah, “lebih baik hancur daripada dijajah kembali.” Untuk bisa berkata seperti ini, diperlukan keberanian, keyakinan, dan semangat prajurit pendekar yang rela berkorban jiwa dan raga.

Sebelum Gubernur Suryo dan Bung Tomo menyatakan sikap seperti ini kepada Belanda di tahun 1949, Pattimura, pada usia 31 tahun, juga menyatakan yang sama.

Pattimura lahir tahun 1783 di Saparua, Maluku. Ia memiliki nama asli Thomas Matulessy dan adalah anak keturunan bangsawan dari Raja Sahulau, yang merupakan bagian dari Kerajaan di Teluk Seram Selatan.

Sebelum memimpin pergerakan rakyat, Pattimura berpangkat sersan di militer Inggris. Tahun 1816 Inggris menyerah kepada Belanda, dan Belanda masuk ke tanah Maluku untuk menguasai perdagangan rempah-rempah.

Kedatangan kembali kolonial Belanda pada tahun 1817 mendapat tantangan keras dari rakyat. Rakyat Maluku bangkit mengangkat senjata di bawah pimpinan Kapitan Pattimura.

Sebagai panglima perang, Kapitan Pattimura mengatur strategi perang bersama pembantunya. Dalam perjuangan menentang Belanda, ia juga menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi, dan Jawa.

Pada 16 Mei 1817, pertempuran yang luar biasa terjadi. Rakyat Saparua di bawah kepemimpinan Pattimura berhasil merebut Benteng Duurstede. Tentara Belanda yang ada dalam benteng itu tewas, termasuk Residen Van den Berg.

Pasukan Belanda yang dikirim untuk merebut kembali benteng itu juga dihancurkan pasukan Kapitan Pattimura. Selama tiga bulan benteng tersebut berhasil dikuasai pasukan Kapitan Pattimura.

Namun, Belanda tidak mau menyerahkan begitu saja benteng itu. Mereka melakukan operasi besar-besaran dengan mengerahkan pasukan yang lebih banyak dilengkapi dengan persenjataan yang lebih modern. Pasukan Pattimura akhirnya kewalahan dan terpukul mundur.

Pattimura berhasil ditangkap pasukan Belanda di sebuah rumah di Siri Sori. Bersama beberapa anggota pasukannya, dia dibawa ke Ambon. Meskipun beberapa kali dibujuk agar bekerja sama dengan pemerintah Belanda, Pattimura selalu menolak. Akhirnya, dia ditangkap dan dihukum mati dengan cara digantung pada usia 31 tahun.

Sumber: Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto

Source link

Semua Berita

Peluang Investasi Energi: Danantara Dukung Proyek Strategis Prabowo

Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia, menegaskan komitmen pemerintah untuk membuka pintu investasi di sektor energi, baik dari dalam maupun luar negeri. Pernyataan ini disampaikannya saat memberikan sambutan dalam Konvensi dan Pameran Tahunan ke-49 Indonesian Petroleum Association (IPA) di ICE...

Rampingkan Kerjasama Thailand-Indonesia: Energi & Pangan

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyoroti perlunya kerja sama strategis antara Indonesia dan Thailand dalam bidang energi dan ketahanan pangan. Ini disampaikan Prabowo dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, setelah pertemuan bilateral di Government House, Bangkok,...

Prabowo di Bangkok: Suara Gencatan Senjata Palestina dan Solusi Myanmar

Kunjungan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, ke Thailand pada Senin (19/5) mendapat apresiasi atas upayanya dalam mendukung gencatan senjata di Palestina dan menekankan pentingnya solusi damai di Myanmar. Prabowo menegaskan komitmen Indonesia dan Thailand dalam menangani isu-isu global dan regional,...

Kategori Berita