Thursday, December 5, 2024

Aktivis Menghidupkan Tradisi Leuit...

Yayasan Paseban bersama Arista Montana memfokuskan upaya pelestarian leuit sebagai cara menjaga ketahanan pangan berbasis kearifan lokal di tengah tantangan modernisasi.

Irving-Sugianto 9,8%, Afni-Syamsurizal 31,6%,...

Nusaperdana.com,Pekanbaru—Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei tiga pasangan calon bupati-wakil...
HomeOtomotifChina Membalas Kritik...

China Membalas Kritik Amerika Serikat terhadap Produksi Mobil Listrik yang Dianggap Berlebihan

Kamis, 11 April 2024 – 14:22 WIB

Beijing, 11 April 2024 – China membalas kritikan Amerika Serikat perihal produksi mobil listrik asal Negeri Tirai Bambu tersebut yang dinilai berlebihan. Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mencemaskan kelebihan pasokan kendaraan listrik asal China. Dia berpendapat bahwa dukungan negara China telah menyebabkan kapasitas produksi jauh melebihi permintaan domestik, dan ekspor akan mengancam lapangan kerja di AS dan negara-negara lain.

“Saat ini mengarah pada kapasitas produksi yang secara signifikan melebihi permintaan domestik China, serta kemampuan pasar global,” ujar Yellen saat jumpa Perdana Menteri China Li Qiang dan juga bertemu dengan Menteri Keuangan Lan Foan, beberapa waktu lalu, dikutip VIVA Otomotif.

Tak tinggal diam, China langsung memberikan respon terkait kritikan tersebut. Mao Ning mengatakan bahwa mempolitisasi kelebihan kapasitas atau masalah ekonomi adalah tindakan yang melanggar hukum ekonomi.

“Mempolitisasi kelebihan kapasitas atau masalah ekonomi dan perdagangan lain dan secara sewenang-wenang mengaitkannya dengan isu keamanan adalah tindakan yang melanggar hukum ekonomi dan merugikan industri miliknya sendiri serta stabilitas ekonomi global,” kata Mao Ning.

“China percaya bahwa semua pihak perlu menghormati prinsip-prinsip dasar ekonomi pasar seperti persaingan yang adil dan kerja sama, serta menangani perselisihan perdagangan dengan baik sejalan dengan aturan WTO agar dapat menjaga industri global dan rantai pasok tetap stabil,” lanjutnya.

Mao Ning juga menyebut bahwa di dunia yang terglobalisasi, negara-negara perlu melihat permintaan dan potensi pasar global pada masa depan untuk melihat apakah terdapat kelebihan kapasitas.

“Keseimbangan antara pasokan dan permintaan global bersifat relatif, sedangkan ketidakseimbangan adalah hal yang lumrah. Cara terbaik untuk mengatasi ketidakseimbangan tersebut adalah dengan membiarkan pasar berperan sesuai hukum ekonomi,” pungkasnya.

Source link

Semua Berita

Kategori Berita