Jumat, 14 Juni 2024 – 19:28 WIB
Jakarta, 14 Juni 2024 – Kendaraan listrik sering dianggap sebagai solusi utama untuk mengurangi emisi karbon, karena kendaraan konvensional yang masih menggunakan bahan bakar minyak menjadi salah satu penyebab polusi yang berkontribusi pada pemanasan global.
Baca Juga :
Berburu Diskon Mobil Listrik Menarik di Jakarta Fair 2024
Namun, dalam konferensi nasional yang diselenggarakan oleh ABB dan Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Nasional baru-baru ini, dibahas peran penting efisiensi energi dalam mencapai target emisi karbon di Indonesia, dengan fokus utama pada teknologi hemat energi dan solusi di berbagai sektor.
Konferensi ini menekankan bahwa efisiensi energi menawarkan cara yang lebih komprehensif dan hemat biaya untuk mengurangi emisi secara signifikan.
Baca Juga :
Konsumen Belum Terima Unit, Mobil Baru BYD Meluncur Lagi Bulan Depan
Vice President, Head of Motion ABB di Indonesia, Chen Kang Tan mengatakan bahwa efisiensi energi adalah bahan bakar utama untuk masa depan energi yang berkelanjutan dan tangguh.
“Teknologi hemat energi yang ada saat ini dapat memberikan manfaat signifikan bagi berbagai sektor, termasuk pengurangan konsumsi energi, penghematan biaya, dan peningkatan keandalan energi,” ujarnya, dikutip VIVA Otomotif dari keterangan resmi.
Baca Juga :
Dongkrak Serapan Gas Bumi di Jabar, SKK Migas Panggil Semua Pelaku Industri
Para peserta konferensi juga membahas tantangan dan peluang dalam menerapkan efisiensi energi di Indonesia. Salah satu tantangan utama adalah perlunya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat sipil.
RM Soedjono Respati, Ketua MASKEEI, menyatakan bahwa terdapat kebutuhan mendesak untuk menerapkan terobosan baru dalam rangka menindaklanjuti dan mendorong peningkatan kualitas efisiensi energi.
“Hal ini termasuk insentif pengadaan peralatan, teknologi efisiensi energi, standarisasi peralatan (SKEM), sertifikasi, serta kebutuhan untuk meningkatkan penelitian dan inovasi yang dilakukan lembaga penelitian nasional dan para pelaku industri manufaktur,” tuturnya.
Konferensi ini juga menyoroti peran Gerakan Efisiensi Energi (EEM), sebuah platform global yang diluncurkan pada tahun 2021 oleh ABB dan baru-baru ini disahkan menjadi asosiasi independen.
EEM bertujuan untuk mendorong penerapan efisiensi energi di seluruh dunia dan mendukung transisi energi ke masa depan yang berkelanjutan.
Halaman Selanjutnya
“Hal ini termasuk insentif pengadaan peralatan, teknologi efisiensi energi, standarisasi peralatan (SKEM), sertifikasi, serta kebutuhan untuk meningkatkan penelitian dan inovasi yang dilakukan lembaga penelitian nasional dan para pelaku industri manufaktur,” tuturnya.