Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mengekspresikan ketidakpuasan dalam acara Trisakti Tourism Award 2025 di Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, Megawati menyinggung capaian PDI-P yang dianggap kurang maksimal dalam Pemilu 2024. Tanpa menyebut secara langsung, Megawati secara tegas mengkritik kader-kader partainya yang dianggap kurang berperforma dalam tim pemenangan Pilpres 2024 dan Pilkada Serentak 2024 di berbagai daerah.
Dalam sambutannya, Megawati juga menyoroti kader-kader yang dianggap tidak loyal dan bermain “dua kaki” dalam politik. Meskipun tidak merinci nama-nama kader tersebut, Megawati menegaskan bahwa kegagalan yang terjadi merupakan masalah serius yang perlu ditindaklanjuti. Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarak, menduga bahwa salah satu target kritik Megawati adalah Ketua DPP PDI-P Bambang Wuryanto atau yang biasa disapa Bambang Pacul, terutama terkait hasil di Jawa Tengah yang menjadi lumbung suara partai.
Pernyataan Megawati ini membuka spekulasi tentang adanya dua faksi yang bersaing di internal PDI-P, yaitu faksi ideologis yang diwakili Prananda Prabowo dan faksi pragmatis yang dipimpin oleh Puan Maharani, di mana Bambang Pacul merupakan orang kepercayaan Puan. Meskipun begitu, analis politik lainnya, Kholidul Adib, menilai bahwa keluhan Megawati lebih ditujukan kepada Bambang Pacul yang tengah dievaluasi akibat kegagalan partai dalam Pilpres 2024 dan Pilgub Jawa Tengah 2024. Dalam situasi seperti ini, Megawati diharapkan dapat merangkul semua faksi di internal partai untuk menghindari pecah belah yang dapat dimanfaatkan oleh pihak eksternal.