Ketua BEM Universitas Gadjah Mada, Gielbran Muhammad Noor, mengungkapkan bahwa dirinya menerima teror setelah memberikan gelar ‘Alumni UGM Paling Memalukan’ kepada Presiden Joko Widodo. Pengakuan ini dia sampaikan saat diwawancarai oleh Abraham Samad dalam akun Youtubenya Abraham Samad SPEAK UP.
Gielbran mengatakan bahwa baru-baru ini dia mendapatkan teror, di mana dia diteror oleh orang tak dikenal yang diduga sebagai bagian dari intelijen. Dia mengaku bahwa pada pagi hari sebelum itu, fakultasnya didatangi oleh seseorang yang mengaku sebagai bagian dari Intel. Orang tersebut meminta biodata pribadinya melalui fakultas, namun fakultas sangat kooperatif dalam melindungi data pribadinya.
Selain itu, Gielbran juga menceritakan bahwa sebelumnya dia pernah dihubungi oleh seseorang yang mengaku dari sebuah fakultas di salah satu universitas swasta di Kota Bogor. Penelepon tersebut meminta biodata dirinya dan alamat kedua orang tuanya, namun karena curiga, Gielbran tidak memberikan data apapun.
Gielbran juga mencari tahu siapa yang menelponnya, dan melalui aplikasi di telepon pintarnya, dia berhasil menemukan bahwa nomor penelpon tersebut adalah nomor anggota TNI di salah satu matra. Banyak yang menyimpan nomor tersebut dengan nama satuan TNI lengkap dengan angka yang diduga tahun angkatan oknum tersebut. Namun, Gielbran tidak menjelaskan lebih rinci dari matra mana oknum tersebut.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mendapatkan penghargaan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai alumnus UGM paling memalukan. Penobatan Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan ini diberikan BEM KM UGM di Bundaran UGM, Jumat 8 Desember 2023.
Dalam penobatan tersebut, Jokowi diberikan sertifikat dari BEM KM UGM, yang diserahkan oleh Gielbran kepada seorang mahasiswa yang memakai topeng wajah Jokowi. Gielbran juga menyebut bahwa sertifikat dan spanduk berisikan Maklumat Bulaksumur ini akan dikirimkan ke Istana Negara agar diterima oleh Jokowi.