Sabtu, 23 Desember 2023 – 13:36 WIB
Jakarta – Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengaku kasihan dengan tiga kota besar di Kalimantan, salah satunya adalah Kota Balikpapan. Cak Imin menyebut, di Balikpapan masih kesulitan listrik. Hal itu dibantah oleh warga Balikpapan. Mereka mengatakan Cak Imin terlalu berlebihan menilai Balikpapan. Pasalnya Balikpapan tidak kesulitan listrik, melainkan Kabupaten yang ada di pedalaman Kalimantan Timur (Kaltim).
“Kalau mau nyebut kesulitan listrik mungkin bukan di Balikpapan. Karena di Kota Balikpapan listrik nyala siang malam. Sinyal ponsel juga tidak ada yang blankspot. Kalau di pedalaman Kaltim mungkin benar tapi bukan Balikpapan,” kata Muhammad Hasan, salah satu Ketua RT di wilayah Balikpapan, Sabtu (23/12/2023).
Dijelaskan Hasan, penjelasan Cak Imin dalam debat Cawapres tadi malam (22/12/2023) tidak sesuai fakta. Sebab, mengasihani Balikpapan tampaknya kurang tepat jika dijadikan bahan untuk mendebat calon lainnya. Balikpapan dikenal sebagai kota yang maju dan layak huni. Infrastruktur fisik dan infrastruktur sosial di Kota Balikpapan sudah terbangun dengan baik.
“Pembangunan jalan, pembangunan drainase dan lain-lain sudah baik. Infrastruktur sosial seperti penekanan stunting dan masalah kesehatan juga tercover dengan baik. Jadi kurang tepat kalau Balikpapan dijadikan bahan,” imbuhnya.
Sementara itu, Tokoh Masyarakat sekaligus Ketua badan Pembina Yapenti DWK Universitas Balikpapan, Rendi Susiswo Ismail mengatakan Kota Balikpapan tidak kekurangan pasokan listrik. Kalaupun ada yang harus diperbaiki, maka tata kelola manajemen yang harus diutamakan.
“Saya kira bicara masalah kelistrikan yang kurang adalah realitas tata kelola manajemennya. Tapi bicara kalau bicara soal kapasitas, kelistrikan di Kota Balikpapan itu tercukupi. Mungkin salah satu Cawapres menilai itu karena masalah biarpet,” katanya.
Dijelaskan Rendi, tata kelola manajemen yang dimaksud adalah yang berkaitan tentang pendistribusian listrik. Salah satu masalah yang paling dikeluhkan adalah biarpet, akibat human error.
“Karena jaringan listrik di Balikpapan terkoneksi dengan daerah lain, maka human error dapat mengakibatkan biarpet di Kaltim. Biasanya berjam-jam dan itu jadi keluhan,” katanya.
Untuk itu, Rendi berharap tata kelola kelistrikan di Kaltim dapat diperbaiki lebih baik lagi agar tidak ada masalah biarpet. “Jadi sekali lagi, di Balikpapan tidak kekurangan pasokan listrik. Tapi yang harus diperbaiki adalah tata kelola manajemennya,” tutupnya.