Friday, October 11, 2024

GWM Indonesia Menurunkan Harga...

Jumat, 11 Oktober 2024 - 16:45 WIB Jakarta, VIVA - GWM Indonesia terus memperluas...

Kebutuhan Akan Pemisahan Fungsi...

Pentingnya Pemisahan Fungsi Intelijen Dalam dan Luar Negeri Jakarta: Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan...

Pakar Nilai Penting Pemisahan...

Mengapa Fungsi Intelijen Domestik dan Luar Negeri Harus Dipisah? KBRN, Jakarta: Direktur Eksekutif Lembaga...

Urgensi Pemisahan Fungsi Intelijen...

Pentingnya Pemisahan Fungsi Intelijen Dalam dan Luar Negeri Penguatan dan penegasan peran BIN sebagai...
HomePolitikDi balik strategi...

Di balik strategi Golkar untuk menuju Pilgub Jakarta

Dalam konferensi pers di Kantor DPP Partai Golkar di Kemanggisan, Jakarta Barat pada Kamis (11/7), Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa ia menawarkan kader yang berpengalaman, yakni Muhammad Jusuf Hamka alias Babah Alun, kepada Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep, jika maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

Menurut Airlangga, masalah kemacetan di Jakarta membutuhkan peningkatan infrastruktur jalan. Oleh karena itu, Jusuf Hamka yang dikenal sebagai pengusaha jalan tol didorong untuk memperbaiki Jakarta.

Menurut pengamat politik dari Citra Institute, Yusak Farchan, ada anomali dalam pengusungan dua nama tersebut. Kaesang menjadi calon gubernur sedangkan Jusuf Hamka sebagai wakilnya.

Yusak menyoroti bahwa Partai Golkar memiliki lebih banyak kursi di DPRD DKI Jakarta daripada PSI setelah Pemilu 2024. Partai Golkar meraih 10 kursi sedangkan PSI delapan kursi. Selain itu, Babah Alun juga lebih senior daripada Kaesang.

Selain itu, dalam partai Golkar sendiri terdapat dorongan yang kuat untuk Ridwan Kamil bertarung di Pilgub Jawa Barat. Partai Golkar dianggap lebih ‘seksi’ dibandingkan dengan PSI.

Yusak menilai bahwa pengusungan nama Kaesang sebagai calon wakil gubernur dapat dipandang sebagai mencari dukungan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Adib Miftahul dari Kajian Politik Nasional (KPN) juga menilai bahwa situasi Pilgub Jakarta masih sangat dinamis. Banyak kemungkinan plot twist yang dapat terjadi dalam pengusungan calon maupun arah politik. Kondisi ini masih belum final hingga batas pendaftaran calon pada 27-29 Agustus mendatang.

Adib menekankan bahwa dalam politik Jakarta, harus ada kekhususan dan figur yang diusung harus memenuhi berbagai kriteria seperti popularitas, penerimaan publik, dan elektabilitas. Jakarta memiliki pengaruh besar terhadap politik di daerah lainnya.

Source link

Semua Berita

Kedok Keburukan dalam Dinasti Politik di DPR

Dalam laporan terbaru, Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat bahwa ada 174 atau 30% dari 580 anggota DPR periode 2024-2029 yang diduga terlibat dalam dinasti politik - usaha untuk mempertahankan atau mengakumulasi kekuasaan di posisi publik bagi keluarga-keluarga tertentu. Mayoritas dari...

Hasrat sulit Bahlil untuk memperbesar Golkar di Jawa Tengah

Ketika menghadiri Rapat Konsolidasi Pemenangan Pemilihan Gubernur Provinsi, Kabupaten, dan Kota di Provinsi Jawa Tengah di Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (5/10), Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengungkapkan keinginannya untuk membuat Jawa Tengah menjadi basis dukungan kuat bagi partai...

Transportasi air di Jakarta hanya sekadar gimik menurut Ridwan Kamil?

Dalam debat perdana Pilgub DKI Jakarta 2024 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta Pusat pada Minggu (6/10) malam, calon gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil memaparkan programnya mengatasi kemacetan. Dia akan memfasilitasi pergerakan mass rapid transit (MRT),...

Kategori Berita