Home Politik Di balik kemegahan Jokowi terhadap PSI

Di balik kemegahan Jokowi terhadap PSI

Presiden Joko Widodo (Jokowi) semakin royal terhadap para petinggi Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Hanya seminggu setelah menunjuk Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie sebagai staf khususnya, Jokowi juga memberikan Grace jabatan sebagai komisaris MIND ID, holding BUMN industri pertambangan.

Jabatan baru juga diberikan kepada mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSI Raja Juli Antoni. Sekitar dua minggu yang lalu, Raja Juli diangkat sebagai pelaksana tugas Wakil Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN). Ia juga masih memegang jabatan sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR).

Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul menganggap pemberian jabatan kepada petinggi PSI sebagai tindakan balas jasa dari Jokowi. Selain menjadi pendukung setia pemerintahan Jokowi, PSI dianggap berperan besar dalam memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) dalam Pilpres 2024.

“PSI telah mendekati Jokowi selama bertahun-tahun hingga akhirnya mengangkat Kaesang Pangarep (putra bungsu Jokowi) sebagai pemimpin baru mereka. Jadi, Jokowi adalah keuntungan bagi PSI,” kata Adib kepada Alinea.id, Selasa (18/6).

PSI merupakan salah satu partai non-parlemen yang mendukung Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024. Situasi ini berbeda dengan Pilpres 2019 dimana PSI berseberangan dengan Prabowo. Namun, PSI justru bersahabat dengan Prabowo dalam Pilpres 2024.

“Pada Pilpres 2019 PSI menyerang Prabowo, tapi sekarang mereka dekat seperti Teletubbies,” ujar Adib.

Pengamat politik dari Institute for Digital Democracy (IDD) Yogyakarta Bambang Arianto mengatakan bahwa tindakan balas budi Jokowi ini tidaklah mengherankan. Lebih lanjut, Bambang menyebut bahwa PSI telah memberikan kontribusi besar dalam kemenangan Prabowo-Gibran.

Dengan memberikan jabatan penting kepada petinggi PSI, Jokowi diharapkan membuka akses ke sektor ekonomi bagi PSI untuk ikut serta dalam pembangunan. Namun, menurut Bambang, hal ini tidak akan mudah karena PSI belum memiliki figur yang mampu menyatukan semua pihak, kecuali jika Jokowi menjadi ketua PSI.

Pakar politik dari Universitas Airlangga (Unair) Ali Sahab juga sepakat bahwa endorsement dari Jokowi saja tidak cukup untuk memperbesar PSI. Terlebih lagi, PSI masih belum memiliki basis pemilih yang luas seperti partai-partai mapan lainnya.

“Pasti itu (upaya membesarkan PSI), tapi tidak semudah membalikkan tangan,” ujar Ali.

Source link

Exit mobile version