Nusaperdana.com, Pekanbaru – Dua wanita itu mahir melukis dengan canting di atas kain putih. Jari-jari mereka lentur mengikuti garis dan pola yang menawan. Seketika kain putih yang dibentangkan dengan bingkai lima meter persegi itu berubah menjadi kain batik yang cantik, lengkap dengan ornamen khas tanah Melayu.
“Ini disebut motif nenas,” kata Aslinda, pengrajin batik saat ditemui di Workshop Batik Mandau, Jalan Jenderal Sudirman, Duri, Bengkalis, Riau.
Pengrajin lainnya terlihat teliti membuat pola batik menggunakan canting. Motifnya tak kalah menarik, membentuk gambar pompa angguk yang sering terlihat di lapangan industri migas, khususnya di Blok Rokan, Riau.
Motif pompa angguk belakangan ini telah menjadi ikon Batik Mandau. Tidak hanya unik, motif pompa angguk memiliki makna dan filosofi yang sangat melekat dengan kehidupan masyarakat Duri, Bengkalis yang dikenal sebagai daerah pemilik lapangan migas terbesar di Indonesia.
Selain motif yang berkaitan dengan migas, Batik Mandau yang dikelola oleh sekelompok perempuan kreatif dari Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kecamatan Mandau ini juga tidak melupakan aspek budaya Melayu.
Berbagai motif batik dengan nuansa Melayu ditawarkan, mulai dari pucuk rebung, bunga melati, daun duri, bolu kemojo, hingga ambang ‘Bermasa’ sebagai tagline Kabupaten Bengkalis, singkatan dari Bermarwah, Maju dan Sejahtera.
Batik Mandau merupakan salah satu pusat kerajinan ekonomi kreatif binaan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Wilayah Kerja (WK) Rokan. Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PHR bekerja sama dengan Politeknik Bengkalis untuk mendukung penuh aktivitas kerajinan batik PKK Mandau.
Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Mandau, Dewi Asnidar mengatakan, keberadaan Batik Mandau bermula dari semangat para perempuan dari PKK Mandau untuk terus berkarya. Dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Bengkalis dan Pertamina Hulu Rokan membuat semangat kreativitas terus berkobar.
“PHR sangat memperhatikan kami, mendukung peralatan membatik mulai dari canting, cap dan perlengkapan lainnya,” kata Dewi.
Setelah satu tahun berjalan, Batik Mandau perlahan mulai maju dan berkembang. Produk kain Batik Mandau mulai dikenal di seluruh Riau. Pesanan mulai dari instansi pemerintahan hingga perusahaan mulai berdatangan.
Motif pompa angguk menjadi yang paling diminati. Bukan hanya karena bentuknya yang unik, namun pompa angguk memiliki filosofi yang dalam bagi masyarakat Riau, terutama di daerah penghasil migas. “Pesanan banyak berasal dari instansi pemerintah, terutama Pemkab Bengkalis yang berkomitmen mendukung produk lokal,” kata Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Politkenik Bengkalis, Afridon.
Keberadaan Batik Mandau memberikan dampak ekonomi bagi para pengrajin. Dalam sebulan, PKK Mandau mampu meraup omset sekitar Rp 10 juta hingga Rp 15 juta tergantung banyaknya pesanan.
“Setelah kami keluarkan modal, sisanya kami bagi rata sesuai banyak batik yang dikerjakan per orang. Alhamdulillah, bisa menjadi tambahan bulanan,” jelas Dewi.
Tidak hanya memberikan dampak ekonomi, keberadaan Batik Mandau juga memberikan ruang bagi para perempuan di Mandau untuk terus berkarya dan berkreasi. Sebagai ajang untuk menyalurkan bakat dan meningkatkan kegiatan positif.
“Dampak positifnya bagi saya banyak, selain saya juga hobi seni, bakat saya juga tersalurkan. Alhamdulillah saat ini sudah menjadi sumber penghasilan,” ungkap Aslinda.
Deswita, salah satu pengrajin batik PKK Mandau juga mengaku bangga menjadi bagian dari rumah kreatif Batik Mandau. Ia merasa lebih produktif menjalani aktivitas sehari-hari serta mendapatkan pengalaman dan teman.
“Kami sangat menikmati kegiatan ini. Kami melakukannya tanpa beban,” kata Deswita.
Baru-baru ini, Batik Mandau ikut meramaikan pameran Forum Kapasitas Nasional (Forkapnas) Wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbangsel) 2023 di Batam, Kepulauan Riau. Batik Mandau tampil sebagai nominasi booth terbaik yang dihadiri puluhan perusahaan migas di Indonesia. Begitu juga di SMEXPO Pekanbaru pada November 2023 lalu, Batik Mandau menjadi pusat perhatian berbagai konsumen lokal dan internasional. Batik Mandau kembali memeriahkan Pre-IOG SCM and NCB Summit 2024 di Batam.
Corporate Secretary PHR WK Rokan Rudi Ariffianto juga merasa bangga atas karya yang dilakukan oleh ibu-ibu PKK Mandau. Batik Mandau diharapkan menjadi ikon daerah dan membawa kebanggan bagi masyarakat setempat.
“Selain berfokus pada operasi yang unggul dan selamat, tentunya PHR juga memberikan perhatian serius pada pemberdayaan masyarakat. Kami berupaya memberikan dukungan terbaik bagi daerah melalui kreasi Batik Mandau,” ujar Rudi.