Friday, September 20, 2024

Kuliah Umum Teknologi Digital...

Manajemen Pertamina Hulu Rokan (PHR) menjadi pembicara dalam kuliah umum Pengenalan Kehidupan Kampus...

Bak Jagoan Pengendara Mobil...

Jumat, 20 September 2024 - 17:15 WIB VIVA – Aksi koboi pengguna mobil Honda BR-V yang...

Maesyal Rasyid Menghargai Prestasi...

JAKARTA RAYA | Menyambut atlet Honor Of Kings yang meraih perak dalam ajang...

Wakil Ketua DPRD M....

Wakil Ketua DPRD sementara M. Arsya Fadillah ikut hadir dalam peresmian Kampung Zakat...
HomePolitikSeperti yang Terlihat...

Seperti yang Terlihat Sekarang, Selebritas di Pemilihan Kepala Daerah Berisiko Membunuh Kaderisasi

Para selebritas turut meramaikan Pilkada 2024. Terdapat 13 tokoh terkenal yang akan bersaing. Misalnya, aktor dan komedian Ronal Sunandar Surapradja, yang mencalonkan diri sebagai wakil gubernur Jawa Barat bersama Jeje Wiradinata. Keduanya merupakan kader PDI-P. Penyanyi Gitalis Dwi Natarina alias Gita KDI juga turut serta sebagai calon wakil gubernur Jawa Barat, mendampingi Acep Adang Ruhiyat dan diusung PKB.

Selain itu, pelawak dan penyanyi Hendrianto atau Vicky Prasetyo mencalonkan diri sebagai bupati Pemalang, didampingi Mochamad Suwendi dan diusung PKB. Pemilihan kepala daerah di Bandung Barat bahkan diikuti oleh tiga tokoh terkenal.

Aktor Hengky Kurniawan mencalonkan diri sebagai bupati Bandung Barat yang diusung oleh PDI-P, Partai NasDem, Partai Buruh, Partai Perindo, dan PPP. Hengky akan berpasangan dengan Ade Sudrajat sebagai wakil bupati. Beliau sebelumnya juga telah memegang jabatan yang sama.

Selain itu, musikus Ritchie Ismail atau Jeje Govinda mencalonkan diri sebagai bupati Bandung Barat bersama Asep Ismail, diusung PAN dan Partai Gerindra.

Terakhir, pelawak dan presenter Gilang Dirgahari mencalonkan diri sebagai wakil bupati Bandung Barat, mendampingi Didik Agus Triwiyono sebagai calon bupati, dan diusung oleh Partai Demokrat dan PKS. Dua pasangan lainnya yang akan bertarung di Bandung Barat, antara lain Sundaya dan Aa Maulana, serta Edi Rusyandi dan Unjang Asari.

Dalam kontestasi kepala daerah Kabupaten Bandung juga akan menyaksikan duel dua selebritas. Petahana Dadang Supriatna kembali mencalonkan diri sebagai bupati Bandung, didampingi oleh aktor Ali Syakieb sebagai wakilnya. Mereka diusung oleh PKB, Partai NasDem, Partai Demokrat, Partai Gerindra, PAN, dan PDI-P.

Selain itu, aktor Sahrul Gunawan juga mencalonkan diri sebagai bupati Bandung bersama pasangannya Gun Gun Gunawan, diusung PKS dan Partai Golkar.

Di Cianjur, aktor dan presenter Ramzi Geys Thebe mencalonkan diri sebagai wakil bupati Cianjur, mendampingi calon bupati Cianjur, Mohammad Wahyu, dan diusung Partai Gerindra, Partai NasDem, Partai Buruh, Partai Ummat, dan PSI.

Aktor Lucky Hakim mencalonkan diri sebagai bupati Indramayu bersama Syaefudin, diusung oleh PKS dan Partai NasDem, serta didukung oleh Partai Hanura, Partai Buruh, PBB, PKN, PPP, dan Partai Gelora.

Penyanyi Vicky Veranita Yudhasoka Shu atau Vicky Shu menjadi wakil bupati Cilacap, mendampingi Awaluddin Muuri, diusung oleh Partai Gerindra, Partai NasDem, dan PPP. Penyanyi dan politikus PDI-P Kris Dayanti juga mencalonkan diri sebagai calon wali kota Batu bersama politikus Partai NasDem Kresna Dewanata Phrosak. Terakhir, aktor dan sutradara Rano Karno mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI Jakarta, mendampingi Pramono Anung.

Dalam hal ini, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menganggap bahwa fenomena selebritas yang mencalonkan diri dalam Pilkada merupakan wujud pragmatisme dari partai politik karena memiliki keinginan untuk menang.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat memandang bahwa kehadiran selebritas menjadi daya tarik untuk meningkatkan popularitas calon kepala daerah, walaupun popularitas belum tentu selalu sejalan dengan elektabilitas.

Namun, selama para kandidat dapat membuktikan kapabilitasnya dalam kontestasi, seharusnya tidak ada masalah. Tetapi, jika partai politik tidak memberikan peran yang maksimal untuk mengembangkan kader-kadernya, maka kaderisasi akan terkikis. Sebagai akibatnya, pengusungan figur dalam Pilkada akan lebih didasarkan pada popularitas semata, bukan elektabilitas.

Source link

Semua Berita

Mengapa RUU Wantimpres dan RUU Kementerian lancar disahkan di DPR

Meskipun tanpa partisipasi publik yang bermakna, revisi Undang-Undang (RUU) Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dan revisi Undang-Undang Kementerian Negara disahkan menjadi UU. Kedua RUU kontroversial itu disahkan bersama revisi Undang-Undang Keimigrasian dalam rapat paripurna yang digelar di Gedung DPR RI,...

Bagaimana elite politik “mengisolasi” Gibran dari Fufufafa

Tidak seperti penyelidikan yang dilakukan oleh warganet, investigasi yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) terkait dengan akun Fufufafa terlihat berjalan dengan lambat. Sudah lebih dari seminggu, kementerian yang dipimpin oleh Budi Arie Setiadi masih belum bisa mengungkap...

Contoh Kasus Audit Internal yang Berhasil di Perusahaan: Meningkatkan Efisiensi dan Profitabilitas

Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana perusahaan besar dapat menjaga integritas dan efektivitas operasionalnya? Jawabannya terletak pada peran penting audit internal. Audit internal tidak hanya sekadar memeriksa keuangan, tetapi juga menganalisis proses bisnis, mengidentifikasi risiko, dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan. Dalam...

Kategori Berita