Nusaperdana.com, Pekanbaru – Bakal Calon Gubernur Abdul Wahid menghadiri kegiatan diskusi kedai kopi bersama komunitas gowes merah putih di kedai kopi aras jl. Hangtuah, Rabu (18/9/24).
Komunitas gowes merah putih terdiri dari tokoh-tokoh senior dari berbagai latar belakang, ada pensiunan TNI, Brimob, Pensiunan ASN, ustadz, pengusaha dan ada juga mantan bupati.
Kegiatan diskusi dipandu langsung oleh Ustadz Yurnalis, ia sendiri adalah ustadz yang sangat kondang di kota Pekanbaru dan Rokan Hulu.
“Diskusi kedai kopi ini merupakan bincang santai tapi juga akan mendalami gagasan cagub muda kita ini,” ujar Ustadz Yurnalis.
Sementara itu, Abdul Wahid dalam pemaparannya mengatakan ia maju untuk mengabdi bagi kemajuan Riau.
“Saya ingin menegaskan bahwa saya maju ini karena ingin mengabdi, diminta oleh banyak tokoh saya harus maju dan akhirnya mengambil konsekuensi mundur sebagai DPR RI terpilih dengan suara terbanyak di Riau,” jelas Wahid.
“Kenapa akhirnya saya memutuskan itu, saya juga merasa ada tanggung jawab mengabdi untuk Riau dengan apa yang sudah saya mulai, perjuangan mendapatkan DBH sawit dan PI Migas merupakan sesuatu yang saya mulai,” tambah Wahid.
Cagubri muda ini juga mengatakan akan memprioritaskan penyelesaian masalah infrastruktur, mengatasi kemiskinan dan pendidikan.
“Dengan sumber keuangan baru yang sudah kita dapat setiap tahun melalui PI Migas dan DBH sawit, maka harus difokuskan menyelesaikan masalah infrastruktur, pendidikan dengan target saya 1 rumah 1 sarjana dan soal membuka lapangan pekerjaan,” jelas Cagub yang ambisius.
Ustadz yang merupakan teman dekat UAS ini juga memantik diskusi dengan menceritakan kisah nabi musa yang belajar kepada nabi khaidir.
“Saya teringat kisah nabi musa, sebelum menjadi pemimpin ia belajar hikmah kepada nabi khidir, saat nabi khidir menghancurkan kapal ia itu kapal yang akan mereka tumpangi sementara di negeri itu sedang ada raja yang suka mengambil harta kaum lemah, maka harus diberikan solusi dan bela masyarakat yang lemah dan miskin itu,” jelas Ustadz Yurnalis.
“Kisah pelajaran yang kedua saat nabi khidir berjumpa anak kecil lalu ia bunuh, lalu nabi musa bertanya kenapa? Nabi khidir menjawab karena anak kecil ini besar nanti tumbuh tidak bagus dan durhaka kepada orang tuanya, hikmahnya soal membangun dan menyiapkan generasi untuk masa depan, caranya menyiapkan pendidikan yang baik,” tambah Ustadz.
Ustadz Yurnalis juga mengatakan bahwa Abdul Wahid merupakan pemimpin yang bisa merangkul dan memberikan solusi.
“Dari kisah di atas, saya melihat pada diri Bapak Abdul Wahid, beliau ini bisa menjadi pemimpin yang merangkul dan memberikan solusi bagi masalah di Riau, apalagi tagline bersama membangun Riau,” tandas Yurnalis.
Kegiatan ini berlangsung menarik dengan adanya dialog interaktif, juga ada beberapa penanggapan dari para tokoh-tokoh yang hadir dengan berbagai latar belakang dan pengalaman masing-masing.