Home Politik Apakah Nasib PDI-P akan Berubah Jika Luthfi-Yasin Memimpin Jateng?

Apakah Nasib PDI-P akan Berubah Jika Luthfi-Yasin Memimpin Jateng?

Pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin (Lutfhi-Yasin) semakin dominan dalam Pilgub Jawa Tengah 2024. Hasil survei terbaru yang dirilis oleh Poltracking Indonesia menunjukkan bahwa pasangan yang didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) unggul elektabilitasnya hingga dua digit atas pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi atau Andika-Hendi.

Survei Poltracking dilakukan pada 8-17 September dengan melibatkan 1.200 responden. Luthfi-Taj mendapatkan dukungan sebesar 52,2% dari responden, sementara Andika-Hendi mendapatkan 31,4% suara. Sisanya tidak menjawab atau tidak tahu.

Luthfi-Yasin unggul di wilayah-wilayah yang didominasi oleh subkultur budaya Jawa. Di Pantura Barat, misalnya, pasangan ini mendominasi Kota Pekalongan, Kota Tegal, Brebes, Pemalang, dan Batang. Di wilayah Solo Raya, keduanya juga menguasai Kota Surakarta, Sukoharjo, Wonogiri, Klaten, Sragen, Boyolali, dan Karanganyar.

Pasangan ini juga unggul hampir di semua kota di kawasan Pantura Timur dan Kedu Raya. Survei menunjukkan bahwa Luthfi-Yasin dan Andika-Hendi hanya bersaing ketat di kawasan Semarang Raya yang meliputi Kota Semarang, Kota Salatiga, Demak, dan Kendal.

Survei yang dirilis oleh Kanigoro Network pada pertengahan September juga menemukan hasil serupa. Dalam survei tersebut, Luthfi-Yasin unggul dengan tingkat keterpilihan mencapai 45,2%, sedangkan Andika-Hendi mendapatkan elektabilitas sebesar 37,7%.

Namun, survei Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) menunjukkan hasil yang berbeda. Dirilis pada periode yang sama dengan survei Kanigoro, survei LKPI menemukan bahwa Andika-Hendi justru unggul jauh dengan elektabilitas sebesar 64,8%. Luthfi-Yasin hanya mendapatkan 31,4%.

Analis politik dari Citra Institute, Yusak Farhan, menganggap wajar jika Luthfi-Yasin diunggulkan oleh berbagai lembaga survei. Menurutnya, terdapat sejumlah faktor yang membuat tingkat keterpilihan pasangan ini terus meningkat.

Pertama, Luthfi-Yasin mendapatkan dukungan dari hampir semua partai politik yang ada di DPRD Jawa Tengah, seperti Gerindra, PKB, Golkar, NasDem, dan PAN. Di sisi lain, Andika-Hendi didukung oleh PDI-Perjuangan.

“PDI-P juga memasang calon yang belum memiliki basis dukungan yang kuat di Jawa Tengah. Andika Perkasa belum terlalu dikenal, sedangkan Hendi dikenal di Semarang karena pernah menjabat sebagai Wali Kota. Di sisi lain, Ahmad Luthfi sudah memiliki basis dukungan yang kuat dalam dunia politik Jawa Tengah. Ia juga didukung oleh Taj Yasin yang merupakan mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah,” ucap Yusak kepada Alinea.id.

Pasangan Luthfi-Yasin juga mendapatkan dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Prabowo mendominasi Jawa Tengah dalam Pilpres 2024 karena mendapatkan dukungan dari Jokowi. “Jika tidak ada perubahan strategi kampanye, Andika-Hendi berpotensi kalah,” tambah Yusak.

Meskipun pasangan Andika-Hendi kalah dalam survei elektabilitas, Yusak berpendapat bahwa dominasi PDI-P di Jawa Tengah tidak akan mudah tergantikan. Menurutnya, Jawa Tengah tetap akan menjadi basis suara bagi PDI-P karena tingginya loyalitas pemilih terhadap partai tersebut. “Hal ini tidak akan signifikan mengubah warna politik di Jawa Tengah,” jelas Yusak.

Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Kholidul Adib, juga setuju bahwa pasangan Luthfi-Yasin mendominasi karena dukungan dari koalisi besar yang mewakili Prabowo-Jokowi. Keduanya juga diterima dengan baik oleh publik karena merupakan kombinasi yang mewakili nasionalisme dan keagamaan.

“Mereka terlihat lebih kuat di lapangan dan logistik mereka juga dianggap sudah memadai. Sementara Andika-Hendi hanya mewakili satu spektrum politik dan tidak dapat mewakili kalangan santri,” ucap Kholidul kepada Alinea.id.

Menurut Kholidul, pasangan Andika-Hendi terlambat dalam melakukan sosialisasi. Meskipun relawan-relawan Andika-Hendi mulai tumbuh di berbagai daerah, masih banyak segmen masyarakat yang belum terjangkau oleh pasangan ini di Jawa Tengah.

“Belum tersebar secara luas di semua segmen terutama kalangan santri. Oleh karena itu, kedua calon harus memanfaatkan sisa waktu dua bulan (27 September–27 November 2024) dengan baik, terutama selama masa kampanye untuk turun langsung bertemu dengan warga, termasuk kalangan milenial, zilenial, dan generasi Z,” tambah Kholidul.

Meskipun elektabilitas pasangan Andika-Hendi tertinggal jauh dari Luthfi-Yasin, Kholidul berpendapat bahwa pasangan tersebut masih memiliki peluang untuk memenangkan kontestasi politik. Terutama jika mereka dapat memaksimalkan mesin politik dari PDI-P untuk merusak basis suara Luthfi-Yasin.

Di kalangan santri, popularitas pasangan Andika-Hendi juga dapat meningkat dengan memanfaatkan peran KH Umar Wahid yang menjadi ketua tim pemenangan. Adik dari Gus Dur tersebut cukup populer di Jawa Tengah dan dapat memperoleh suara dari kalangan santri di wilayah tersebut.

“Pasangan ini didukung oleh Megawati dan diusung oleh PDI-P sebagai pemenang dalam pemilihan legislatif di Jawa Tengah 2024. PDI-P berhasil memenangkan di 26 kabupaten dan kota di Jawa Tengah pada pemilu 2024, sehingga jika mesin partai diaktifkan secara bersamaan hingga ke tingkatan yang lebih bawah, sangat potensial untuk mendapatkan suara yang besar,” ungkap Kholidul.

Source link

Exit mobile version