Pada Sabtu, 4 Januari 2025, Pemerintah Indonesia mengumumkan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan dimulai pada 6 Januari 2024. Namun, sebelum pelaksanaan program tersebut, terdapat dinamika dalam persiapan yang menjadi sorotan. Presidium Penyelamat Organisasi dan Musyawarah Luar Biasa Nahdlatul Ulama (PPO dan MLB NU) memberikan perhatian khusus pada pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, yang meminta keterlibatan secara teknis dalam program tersebut.
Menurut Sekretaris PPO dan MLB NU KH Rizal, permintaan Gus Yahya untuk terlibat dalam program Makan Bergizi Gratis dipertanyakan karena terkesan kurang elegan. Bahkan, Kiai Rizal menyatakan bahwa tindakan PBNU dengan meminta keterlibatan dalam program tersebut telah menempatkan NU setara dengan Badan Usaha pengadaan barang dan jasa. Ia menyoroti bahwa NU seharusnya tetap menjaga marwahnya sebagai lembaga ulama pondok pesantren tanpa terkesan mengkapitalisasi pesantren.
Kiai Rizal juga menanggapi pernyataan Gus Yahya terkait pesantren milik PBNU yang dijadikan lokasi pilot project program Makan Bergizi Gratis. Menurutnya, pesantren merupakan entitas sosial budaya mandiri dan independen dalam pengelolaannya, yang memiliki peran penting dalam memajukan jam’iyyah NU. Program makan bergizi gratis telah diujicoba di beberapa pondok pesantren sebagai langkah awal sebelum pelaksanaan yang lebih luas, dengan koordinasi langsung antara pemerintah dan pengasuh pesantren.
PO dan MLB NU memberikan apresiasi pada kebijakan strategis Presiden Prabowo Subianto terkait program Makan Bergizi Gratis. Mereka meminta agar lebih dari 23.370 pondok pesantren yang menjadi penopang Jam’iyyah Nahdlatul Ulama di seluruh Indonesia dapat mendapat manfaat dari program tersebut. Selain itu, mereka menekankan pentingnya kerjasama dengan lembaga pendidikan pesantren dalam penyediaan makanan yang bergizi untuk santri. Program Makan Bergizi Gratis tidak hanya dipandang sebagai kebutuhan dasar, namun juga memiliki nilai filosofis, spiritual, dan etika yang tinggi.
Dengan demikian, program Makan Bergizi Gratis diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pesantren, santri, dan masyarakat secara keseluruhan. Semua langkah yang diambil dalam pelaksanaan program tersebut diharapkan dapat memperkuat sinergi antara pemerintah dan lembaga pendidikan pesantren untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkualitas.