Monday, February 10, 2025

Misteri Mobil di Bandara:...

Pada hari Senin, 10 Februari 2025, ada beberapa berita menarik yang dipublikasikan di...

Kunci Sukses Pemasaran UMKM...

Dalam era persaingan bisnis yang semakin ketat, pemahaman akan motivasi konsumen menjadi kunci...

Pencerah Umat dan Pelestari...

Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan ucapan selamat dalam peringatan Hari Pers Nasional 2025....

Keunggulan Kualitas, Harga, &...

Industri kopi di Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Minum...
HomeBerita"Kontroversi Pembangunan PLTS...

“Kontroversi Pembangunan PLTS Terapung Singkarak: Perlindungan Habitat Ikan Bilih”

PT PLN Indonesia Power dan PT Indo Acwa Tenaga Singkarak bersama dengan investor asal Arab Saudi berencana untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Danau Singkarak, Sumatera Barat. Proyek ini memiliki kapasitas pembangkit sebesar 50 megawatt dengan biaya sekitar Rp 855 miliar selama 25 tahun. Sayangnya, rencana ini dihadapi penolakan dari warga sekitar Danau Singkarak, yang masih trauma dengan operasi PLTA Singkarak pada tahun 1998 yang dinilai tidak memenuhi janji kesejahteraan masyarakat setempat dan mengancam habitat ikan bilih.

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, turun gunung untuk berkomunikasi dengan warga di sejumlah nagari terkait rencana pembangunan PLTS Terapung di Danau Singkarak. Andre mengungkapkan bahwa proses diskusi dan dialog terbuka sangat penting dalam meredam ketegangan dan memastikan proyek ini dapat diterima oleh masyarakat. Investasi ini dimaksudkan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat setempat, seperti beasiswa, bantuan pendidikan, perbaikan fasilitas umum, dan dukungan untuk UMKM.

Proyek PLTS Terapung Singkarak direncanakan akan dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu pengembangan, konstruksi, dan operasi. Selain itu, akan ada program kolaborasi dengan instansi lain untuk melindungi ekosistem sekitar Danau Singkarak, termasuk zona konservasi untuk ikan bilih dan pelatihan bagi nelayan.

Meskipun mendapat penolakan, Bupati Tanahdatar, Eka Putra, menyoroti kekhawatiran masyarakat sekitar terhadap dampak negatif proyek ini. Dia berharap dengan adanya penjelasan langsung dari pihak terkait, masyarakat bisa menerima proyek ini dengan baik. Diskusi dan dialog terus ditekankan sebagai langkah untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.

Semua Berita

Pencerah Umat dan Pelestari Alam: Penemuan dan Wawasan Menjanjikan

Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan ucapan selamat dalam peringatan Hari Pers Nasional 2025. Ia berharap pers Indonesia terus berkembang dan menjadi garda terdepan dalam memberikan edukasi serta mencerahkan umat. Menag Nasaruddin Umar menekankan bahwa peran pers tidak hanya sebagai...

Manfaat PHR bagi Masyarakat Riau: Penemuan Pemberdayaan

Industri migas memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan provinsi Riau, terutama melalui eksistensi Blok Rokan yang telah menjadi tulang punggung ketahanan energi nasional selama puluhan tahun. Pembangunan infrastruktur, khususnya jaringan jalan, telah mendukung kegiatan operasional di tujuh daerah operasi, yaitu...

Trik Memancing untuk Hasil Lebih Baik

Pada Minggu, 9 Februari 2025, sepanjang 22 kilometer pagar bambu di perairan laut Kabupaten Tangerang berhasil dicabut oleh petugas gabungan yang terdiri dari TNI Angkatan Laut (AL), KKP, dan instansi terkait. Nelayan asal Kronjo, Kusyanto menyambut baik berita tersebut...

Kategori Berita