Pada Rabu, 26 Maret 2025, terjadi evaluasi terhadap penerapan rekayasa lalu lintas, seperti contra flow dan one way, berdasarkan analisis traffic counting kendaraan selama arus mudik Lebaran 2025. Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Pol Agus Suryonugroho, menegaskan bahwa keputusan ini tidak diambil secara sembarangan, melainkan setelah melalui kajian yang mendalam. Dalam rapat koordinasi arus mudik bersama PT Jasa Marga, Kakorlantas menyampaikan bahwa pemantauan langsung di lapangan telah dilakukan. Tim telah meninjau arus lalu lintas dari Tol Cikampek hingga Cipularang ke KM 71 dan situasinya relatif lancar. Evaluasi terus dilakukan terkait kendaraan yang keluar Jakarta serta kemungkinan penerapan rekayasa lalu lintas seperti contra flow dan one way.
Penerapan one way hanya akan dilakukan ketika jumlah kendaraan yang melintas mencapai angka tertentu dalam satu jam berturut-turut. Indikator ini menjadi acuan utama dalam menentukan kebijakan rekayasa lalu lintas. Selain itu, kebijakan Work From Anywhere (WFA) bagi ASN serta pembatasan kendaraan sumbu tiga juga membantu mengelola kepadatan arus mudik. Distribusi kendaraan menjadi lebih merata berkat sistem ini, sehingga puncak arus mudik dapat terantisipasi dengan lebih baik. Sejauh ini, sekitar 30 persen pemudik telah meninggalkan Jakarta berkat adanya WFA.
Keputusan penerapan one way berdasarkan hasil traffic counting terbaru. Setelah melihat data yang diperbarui, Kakorlantas bersama Jasa Marga akan menentukan kapan dan di mana one way akan diterapkan secara nasional. Keseluruhan sistem ini dirancang untuk mengoptimalkan pengelolaan arus mudik demi kelancaran perjalanan selama musim mudik.