Pada Senin, 7 April 2025, Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk menjalani jalur diplomasi dan negosiasi dalam merespons kebijakan AS yang memberlakukan tarif impor sebesar 32 persen. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional dan memperkuat hubungan perdagangan bilateral. Prabowo menyatakan hal ini saat memimpin panen raya bersama petani dari 14 provinsi di Majalengka, Jawa Barat. Dia menekankan bahwa pemerintah tidak akan gegabah dalam menanggapi perubahan perdagangan global, termasuk dampak dari perang dagang yang tengah terjadi. Prabowo juga menegaskan pentingnya menjaga hubungan yang saling menghormati antara negara, dengan mengungkapkan bahwa Indonesia menginginkan hubungan dagang yang berkeadilan, setara, dan terbuka terhadap permintaan mitra dagang asalkan tetap dalam koridor kepentingan nasional. Pendekatan ini diambil dengan pertimbangan menjaga iklim investasi, stabilitas perekonomian nasional, dan berkelanjutan hubungan dagang jangka panjang dengan Amerika Serikat, yang merupakan mitra strategis Indonesia. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri kemudian dijadwalkan akan memulai dialog bilateral dalam waktu dekat.