Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto masih menuai berbagai tanggapan. Ada yang pro dan ada yang kontra terhadap program ini. Pandangan yang mendukung menyebutkan bahwa MBG seperti uang muka untuk menciptakan generasi yang produktif bagi masa depan negara. Seorang pakar, Fakhrul Fulvian, menyatakan bahwa MBG seharusnya dilihat dari perspektif jangka panjang terhadap masyarakat, bukan hanya sebagai program kapitalis. Menurutnya, program ini bukan beban, melainkan investasi untuk membangun generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045.
Fakhrul juga menyoroti pola pikir konvensional terkait belanja modal yang dianggap baik sedangkan belanja sosial dianggap kebocoran. Menurutnya, investasi dalam sumber daya manusia seperti makanan, kesehatan, dan pendidikan dini memiliki manfaat produktivitas jangka panjang. Bagi Fakhrul, program MBG bukan tentang ketergantungan, melainkan untuk membangun kapasitas sumber daya manusia. Dia menyatakan bahwa makanan bergizi gratis adalah tentang memberi bekal bagi generasi yang lebih kuat dan cakap menuju masa depan.
Fakhrul menekankan bahwa pertumbuhan berkelanjutan dimulai dari bawah, seperti meja makan di rumah tangga dan kotak makan siang anak sekolah. Program MBG diharapkan dapat membantu membangun kapasitas manusia serta memastikan bahwa sumber daya manusia negara terisi bahan bakar yang diperlukan untuk perjalanan ke depan. Ini menunjukkan bahwa program MBG tidak hanya penting untuk sekarang, tetapi juga untuk masa depan yang lebih baik.