Saturday, May 24, 2025
spot_img

Terungkapnya Perselingkuhan Vernie di...

Di sebuah kota besar, cerita mengenai Biru dan Noah menjadi pusat perhatian. Biru...

Strategi Profesional dan Keadilan...

Kapolres Kampar, AKBP Mihardi Mirwan, ikut serta dalam penutupan pelatihan Tim RAGA (Reaksi...

Sinopsis Drama Mencintaimu Sekali...

Emil meninggalkan rumah setelah mengetahui rahasia antara Kartika dan Aditya. Ketika ia mengonfrontasi...

Detonator Diduga Biang Kerok...

TNI Angkatan Darat (AD) memberikan tanggapan terkait temuan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia...
HomePolitikMengapa Pahlawan Nasional...

Mengapa Pahlawan Nasional Tak Pantas untuk Soeharto?

Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) telah membahas calon pahlawan nasional tahun 2025 pada bulan Maret 2025. Ada sepuluh tokoh yang diusulkan, termasuk nama-nama seperti Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Bisri Sansuri, Idris bin Salim Al-Jufri, dan lainnya. Selain itu, ada juga delapan tokoh yang sudah disetujui Dewan Gelar pada tahun 2024 dan diajukan kembali, seperti Andi Makasau, Bambang Sugeng, Rahma El Yunusiah, dan lainnya.

Namun, nama mantan presiden kedua Indonesia, Soeharto, menjadi sorotan karena kontroversi yang melingkupi masa jabatannya. Meskipun telah memenuhi syarat normatif untuk diusulkan sebagai calon pahlawan nasional, banyak pihak menilai bahwa pemberian gelar tersebut dapat melukai perasaan rakyat Indonesia. Soeharto terkenal dengan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan praktik korupsi serta nepotisme di masa lalu.

Beberapa pihak, termasuk Sekjen Partai Rakyat Demokratik (PRD) periode 1996-2022 Petrus Hariyanto dan Ketua Dewan Nasional Setara Institute Hendardi, menentang penunjukan Soeharto sebagai pahlawan nasional. Mereka berpendapat bahwa Soeharto tidak memenuhi syarat umum yang diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 mengenai Gelar, Jasa, dan Tanda Kehormatan karena berbagai pelanggaran HAM dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang belum pernah diadili.

Pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto juga dipandang problematik karena dapat dianggap sebagai glorifikasi terhadap rezim otoriter Orde Baru. Banyak yang berpendapat bahwa hal tersebut tidak relevan dengan semangat reformasi yang dilakukan tahun 1998. Dengan segala pertimbangan ini, beberapa pihak mengonsolidasi publik untuk menekan pemerintah agar membatalkan rencana memberikan gelar pahlawan nasional kepada Soeharto.

Source link

Semua Berita

Ali Rahman: Bupati Way Kanan Baru Meninggal Dunia

Berita duka datang dari Bupati Way Kanan, Ali Rahman, yang baru saja dilantik. Kepergiannya yang mendadak membuat banyak pihak terkejut dan meninggalkan kesedihan yang mendalam. Kabar wafatnya Ali Rahman diumumkan langsung oleh KPU Provinsi Lampung melalui media sosial mereka....

Daftar Panglima TNI Rotasi 21 Pati AU Maret 2025

Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, melaksanakan penyegaran di tubuh TNI dengan melakukan rotasi dan mutasi 86 perwira tinggi dari tiga matra utama, yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. Keputusan ini termaktub dalam Keputusan Panglima...

Perombakan TNI Maret 2025: Daftar 12 Pati AL yang Dimutasi

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memutasi dan merotasi 86 perwira tinggi dari TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. Keputusan ini diatur dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/333/III/2025 yang diterbitkan pada 14 Maret 2025. Rotasi dan...

Kategori Berita