Jemaah haji Indonesia menghadapi masalah serius dalam penempatan di tenda-tenda Arafah menjelang puncak wukuf pada 5 Juni 2025. Kendala ini disebabkan oleh kepadatan tenda, mobilitas jemaah yang tinggi, dan keterbatasan petugas. Namun, berkat langkah cepat Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis M Hanafi, masalah ini berhasil diatasi melalui lima langkah strategis.
Pertama, dilakukan penyisiran dan validasi ulang terhadap tenda Arafah untuk memanfaatkan kapasitas yang masih tersedia. Kedua, tenda petugas dialihfungsikan untuk menampung jemaah yang terdampak. Ketiga, dilakukan lobi tambahan tenda dengan pihak penyedia layanan lokal. Keempat, tenda utama Misi Haji Indonesia digunakan sebagai opsi darurat. Dan kelima, koordinasi tingkat tinggi dilakukan dengan Kementerian Haji Saudi untuk menempatkan jemaah di tenda cadangan resmi.
Faktor-faktor penyebab kekacauan dalam penempatan jemaah di Arafah antara lain karena tenda tak termanfaatkan maksimal, skema keberangkatan berdasarkan hotel, jumlah petugas terbatas, dan mobilitas jemaah yang tinggi. PPIH menekankan komitmennya untuk terus meningkatkan layanan agar seluruh jemaah dapat menjalani ibadah haji dengan aman, nyaman, dan tertib. Muchlis Hanafi menegaskan bahwa PPIH Arab Saudi terus berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan seluruh jemaah Indonesia selama menjalani ibadah haji.