Jusuf Kalla adalah salah satu tokoh yang berhasil menyelesaikan konflik perdamaian di Indonesia, terutama konflik antara pemerintah dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dalam proses tersebut, beliau menyoroti pentingnya ‘rasa percaya’ sebagai elemen krusial. JK mengungkapkan bahwa keberhasilan proses mediasi antara GAM dan Pemerintah Indonesia dipengaruhi oleh faktor kepercayaan. Indonesia telah mengalami 15 konflik besar sejak merdeka pada 1945, di antaranya konflik di Aceh yang terjadi akibat ketimpangan ekonomi. Proses mediasi perdamaian dilakukan dengan pendekatan netralitas, di mana tim mediasi dipimpin oleh Presiden Finlandia saat itu, Martti Ahtisaari. Dengan adanya rasa saling percaya antara pihak-pihak yang terlibat, proses mediasi tersebut membuahkan hasil dalam Perjanjian Helsinki pada Agustus 2005. Akhirnya, setelah berlangsung selama 29 tahun, konflik antara GAM dan pemerintah Indonesia berakhir dengan penandatanganan perjanjian perdamaian.