Jumat, 27 Oktober 2023 – 22:40 WIB
Jakarta – Indonesia akan segera memasuki tahapan akhir pemilu. Di mana, pada bulan Februari 2024 mendatang masyarakat akan menggunakan hak pilihnya untuk menentukan pemimpin periode 2024 – 2029.
Baca Juga :
Kemenkominfo: Hati-hati Hoaks Pemilu 2024 Menggunakan AI
Jelang pemilihan tersebut, informasi yang tak benar keasliannya atau hoaks kian mengkhawatirkan. Hoaks dapat muncul salah satunya melalui teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) yang tergabung dalam Koalisi Cek Fakta menggelar Diskusi tentang ‘Tren Hoaks Seputar Pendaftaran Calon Presiden (Capres)’.
Baca Juga :
Penandatanganan Nota Kesepahaman KPU dan VIVA Group, tvOne Hadirkan Program Khusus Pemilu
Project Manager Socindex, Danu Setio Wihananto mengatakan, pihaknya telah menemukan delapan isu hoaks selama proses pendaftaran capres-cawapres. Hal ini berdasarkan hasil peninjauan yang berlangsung mulai 16 sampai 26 Oktober 2023 di media sosial (medsos).
Baca Juga :
Ikhtiar Relawan Kawal dan Menangkan Duet Ganjar-Mahfud MD di 2024
Salah satu isu hoaks tersebut, yakni video Presiden Jokowi yang berpidato menggunakan bahasa Mandarin. Menurut Danu, isu hoaks melalui video ini masih dalam perbincangan hangat di berbagai medsos.
“Beberapa platform seperti YouTube, Twitter dan Tiktok,” ujar Danu dalam paparannya secara daring, Jumat, 27 Oktober 2023.
Menurutnya, saat masyarakat melihat video tersebut sebenarnya terbagi dua suara. Beberapa warganet agak mempertanyakan video tersebut mengingat mereka tidak pernah mendengar Jokowi berbicara menggunakan bahasa Mandarin sebelumnya. Di sisi lain, video hoaks itu menjadi bahan serangan dari pendukung oposisi.
Sementara itu, berita hoaks yang telah ditemukan di antaranya yaitu soal isu Megawati menghempaskan tangan Jokowi; Jokowi meminta jabatan presiden tiga periode; debat capres-cawapres ditiadakan dalam penyelenggaraan Pemilu dan video Jokowi berbahasa Mandarin.
Selain itu, isu Prabowo memiliki riwayat penyakit stroke; desain surat suara Pilpres 2024 beredar; Gibran tidak sengaja menayangkan video porno saat presentasi, dan baliho Prabowo berpasangan dengan Jan Ethes.
“Kemarin hanya menyasar kandidat capres, saat ini setelah sudah ada pengumuman mulai menyasar ke cawapres lalu ke penyelenggara Pemilu, KPU soal debat, beberapa tokoh di luar capres seperti Megawati dan Jokowi,” katanya.
Halaman Selanjutnya
Menurutnya, saat masyarakat melihat video tersebut sebenarnya terbagi dua suara. Beberapa warganet agak mempertanyakan video tersebut mengingat mereka tidak pernah mendengar Jokowi berbicara menggunakan bahasa Mandarin sebelumnya. Di sisi lain, video hoaks itu menjadi bahan serangan dari pendukung oposisi.