Sunday, September 8, 2024

Trauma Anak-anak Sihaporas saat...

BA dan AA, dua anak dari pasangan Jhony Ambarita dan Nurinda Napitu, tidak...

Aksi Truk Oleng Viral,...

Minggu, 8 September 2024 - 09:22 WIB Jakarta, VIVA –  Baru-baru ini, aksi truk oleng...

Abdul Wahid, Calon Gubernur...

Bakal Calon Gubernur Riau Abdul Wahid bersama Ketua DPC PKB Bengkalis Irmi Syakip...

Setelah Mengunjungi Empat Negara,...

Malaysia – Indonesian Defense Minister and President-elect Prabowo Subianto met with the King...
HomeBeritaKiai Bojonegoro Menolak...

Kiai Bojonegoro Menolak Gerakan Boikot Produk yang Mendukung Israel

Minggu, 19 November 2023 – 09:09 WIB

Bojonegoro – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan sikap tidak sependapat terhadap anjuran “boikot” produk pendukung Israel dan sekutunya yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). FKUB berpendapat bahwa tindakan tersebut dapat merugikan bangsa dan ekonomi umat.

Ketua FKUB Bojonegoro, KH. Dr. Tamam Syaifuddin, mengajak berbagai pihak dan masyarakat untuk mengadopsi pemikiran yang jernih dan sikap yang lebih matang dalam menyikapi dinamika konflik Israel dan Palestina. Menurut Kiai Tamam, perang yang terjadi bukanlah perang agama atau ideologi, melainkan perang dagang dan ekonomi global yang melibatkan tidak hanya Israel tetapi juga sekutunya. Oleh karena itu, seruan boikot produk pendukung Israel yang dikeluarkan oleh MUI dianggap berlebihan.

“Menurut pengamatan kami, itu bukan perang agama atau ideologi, namun perang dagang dan ekonomi global karena itu tidak hanya melibatkan Israel tetapi sekutunya juga terlibat semuanya,” ujar Kiai Tamam, yang juga pengasuh Ponpes Modern Al Fatimah Bojonegoro, Minggu (19/11/2023).

KH Tamam menekankan bahwa sebagian besar produk yang diboikot diproduksi di Indonesia, sehingga seruan boikot tersebut berdampak pada perusahaan dengan penurunan omzet dan pengurangan karyawan. “Ketika ada seruan seperti itu, dampak ekonomi dan sosialnya luar biasa. Contohnya, produk Nestle saat ini mengalami PHK besar-besaran, dan tenaga kerjanya adalah orang Indonesia dan muslim,” ungkap Kiai Tamam.

Sebaliknya, produk Indonesia yang memiliki pasar ekspor, seperti di Bojonegoro, mengalami penurunan omzet hingga 30 persen. FKUB Bojonegoro berharap agar MUI dan tokoh agama melakukan evaluasi terkait kebijakan ajakan boikot tersebut, dengan mempertimbangkan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan. FKUB mengajak masyarakat untuk bersama-sama berdoa agar perdamaian dapat segera terwujud dan konflik dapat berakhir. (Dewi Rina/Bojonegoro)

Halaman Selanjutnya
Source : Andrew Tito/VIVA.

Semua Berita

Abdul Wahid, Calon Gubernur Riau, Berdialog dengan Tokoh Masyarakat dan Relawan di Duri

Bakal Calon Gubernur Riau Abdul Wahid bersama Ketua DPC PKB Bengkalis Irmi Syakip Arsalan dan beberapa Pengurus dan Ketua DPC PDI-P Bengkalis Rahmad, melakukan Silaturahmi dengan Tokoh dan Relawan di Duri, Sabtu (7/9/2024). Acara tersebut berlangsung di Piramida Cafe, Jalan...

Lounching Puber Penting oleh Pemcam, TP PKK, MUI, dan DMI Batang Tuaka

Nusaperdana.com, Indragiri Hilir - Pemerintah Kecamatan (Pemcam) bersama Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kecamatan Batang Tuaka melakukan peluncuran Program Ulama Berfatwa dalam Penanganan Stunting (Puber Penting), Kamis...

PHR WK Rokan Memperkenalkan Kampung Patin di Bagansiapiapi

Bagansiapiapi kota kabupaten Rokan Hilir (Rohil) dahulu terkenal sebagai kota penghasil ikan. Julukan sebagai kota ikan tersebut bukan tanpa alasan. Menurut beberapa sumber, di antaranya surat kabar De Indische Mercuur menulis bahwa pada tahun 1928, Bagansiapiapi adalah kota penghasil...

Kategori Berita