Ditulis oleh Profesor Clayton K.S. Chun
“Perencanaan perang modern tidak lengkap tanpa melibatkan Angkatan Udara. Baik itu untuk operasi pengintaian, dukungan logistik, serangan, dan dominasi ruang angkasa, peran Angkatan Udara sangat penting dalam perang modern. Seorang pemimpin militer yang efektif harus memahami kemampuan dan batasan Angkatan Udara modern”.
Buku ini, Aerospace Power in the Twenty First Century, adalah salah satu bacaan wajib calon perwira Angkatan Udara AS. Menurut saya buku ini juga wajib dibaca calon perwira semua matra. Benar bahwa perang dimenangkan di darat. Angkatan Udara tidak bisa mempertahankan teritori. Namun sinergi yang tepat antara ketiga matra dapat menentukan kesuksesan atau kegagalan sebuah operasi.
Untuk memahami kekuatan udara, seorang pemimpin militer harus memiliki pemahaman yang sama tentang kekuatan udara. Definisi yang digunakan oleh Profesor Clayton dan Royal Air Force Inggris adalah: “Kekuatan udara adalah kemampuan, atau penangkalan kemampuan udara untuk kepentingan militer, oleh dan kepada alutsista yang bisa terbang terkendali di luar area utama operasi militer di darat dan di laut”.
Artinya, jika ada pihak yang punya kemampuan menembak sebuah proyektil ke udara, dan proyektil tersebut tidak bisa terbang terkendali, kemampuan tersebut bukan kekuatan udara. Namun rudal anti pesawat yang bisa terbang terkendali bisa dikatakan masuk ke dalam kekuatan udara. Definisi ini penting tidak hanya untuk perencanaan kekuatan pertahanan, namun juga untuk operasional operasi militer agar menjadi jelas siapa yang bertanggung jawab atas ancaman apa.
Karena teknologi kedirgantaraan terus berkembang secara pesat, kompleks, tidak murah dan bisa sangat menentukan hasil operasi darat dan laut, seorang pemimpin militer juga harus mengikuti perkembangan ini. Apa yang mungkin di tahun ini bisa jadi tidak mungkin di tahun 60-an. Bahkan teknologi satu dekade lalu mungkin tertinggal jauh dari sisi kemampuan dan harga dengan teknologi tahun ini. Ini adalah ciri khas kekuatan udara.
Source link