Friday, May 23, 2025
spot_img

Ancaman Prabowo Copot Pejabat...

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyoroti potensi sektor minyak dan gas bumi Indonesia...

Daftar 50 Makanan Terburuk...

TasteAtlas baru-baru ini merilis daftar 50 makanan terburuk di dunia, di mana dua...

Penjagaan Situs Judol: Terdakwa...

Sidang kasus dugaan penjagaan situs judi online di Kementerian Komunikasi dan Informatika, yang...

Pengakuan Asosiasi Minyak Gas...

Pada acara pembukaan Konvensi dan Pameran IPA ke-49 di ICE BSD, Presiden Indonesia...
HomeprabowoKepemimpinan Ulysses S....

Kepemimpinan Ulysses S. Grant, Seorang Jenderal yang Siap Bertempur

Artikel ini ditulis oleh Profesor Harry S. Laver
“Bagi saya kehilangan seorang prajurit di medan perang bukanlah hal yang mudah. Bayangkan kehilangan 60.000 prajurit dalam waktu enam minggu. Pengalaman kepemimpinan militer yang dialami oleh Jenderal Ulysses S. Grant. Walaupun berkali-kali harus mengalami kesulitan, tantangan, dan kehilangan yang begitu luar biasa, Jenderal Grant tidak mundur dari medan perang dan tidak kehilangan semangat.”
Professor Harry S. Laver adalah ahli sejarah perang yang mengajar di US Army Command and General Staff College (Sesko AD AS). Menurutnya, saat menghadapi tantangan besar ada perbedaan mendasar antara pemimpin keras kepala dan pemimpin yang memiliki determinasi tinggi.
Perbedaan itu bisa dilihat bukan dari gaya kepemimpinan, tetapi dari loyalitas prajurit yang dipimpin oleh pemimpin tersebut. Jika ada seorang pemimpin yang dalam waktu singkat kehilangan 60.000 anak buah di bawah komandonya, tetapi seluruh anak buah yang masih hidup tetap loyal kepadanya, bisa dipastikan ia bukan pemimpin keras kepala. Ia pasti seorang pemimpin dengan determinasi tinggi. Pemimpin yang menurut Clausewitz memiliki “great force of will”.
Itulah kesimpulan yang diambil Profesor Harry dari mempelajari kehidupan Jenderal Grant.
Seperti yang telah saya tulis dalam sub bab khusus Jenderal Grant, ia tidak dikenal sebagai seorang prajurit yang cemerlang saat menempuh pendidikan militer. Namun ia memiliki semangat juang yang jauh lebih tinggi dari prajurit Tentara Sekutu (Union Army) pada umumnya. Ia terbukti mampu merencanakan kampanye militer kompleks dan membuat keputusan-keputusan penting walaupun di bawah tekanan mental yang tinggi dan situasi yang sering berubah dengan cepat.
“Rasa takut, khawatir dan ketidakmampuan membuat keputusan selalu menghantui semua pemimpin yang berhadapan dengan tantangan besar. Pemimpin militer yang efektif adalah ia yang mampu mengatasi tantangan-tantangan mental ini dan membuat keputusan yang dimengerti oleh anak buahnya” jelas Profesor Harry. Saya setuju 100% dengan pendapat ini.
Source link

Source link

Semua Berita

Ancaman Prabowo Copot Pejabat Penghambat Regulasi

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyoroti potensi sektor minyak dan gas bumi Indonesia dalam menyediakan cadangan energi dan peluang investasi yang besar. Prabowo menekankan pentingnya upaya menyederhanakan regulasi guna menarik investasi asing serta memastikan pertumbuhan sektor energi di Indonesia....

Pengakuan Asosiasi Minyak Gas Indonesia terhadap Visi Kuat Prabowo

Pada acara pembukaan Konvensi dan Pameran IPA ke-49 di ICE BSD, Presiden Indonesia Prabowo Subianto mendapatkan dukungan yang kuat dari Indonesian Petroleum Association (IPA). Carole J. Gali, Presiden IPA, menyatakan keyakinannya bahwa di bawah kepemimpinan Prabowo, Indonesia akan menjadi...

Peningkatan Cadangan Padi dan Jagung Rekor di Indonesia: Prabowo Puji Kebijakan yang Masuk Akal

Prabowo Subianto, Presiden Indonesia, mengumumkan bahwa cadangan beras dan jagung Indonesia telah mencapai level tertinggi dalam sejarah negara, hal ini dikaitkan dengan kebijakan yang praktis dan berorientasi pada kepentingan rakyat. Dalam pembukaan Konvensi dan Pameran IPA Indonesia ke-49, Presiden...

Kategori Berita