PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) WK Rokan berpartisipasi dalam program pemulihan ekosistem gambut dan pelestarian lingkungan. Bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI dan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), PHR melaksanakan aksi penanaman pohon dalam rangka Hari Lahan Basah Sedunia di Pulau Pedang, Desa Lukit, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, pada Rabu (7/2/2023).
Pulau Pedang merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berada di Provinsi Riau, dan berbatasan dengan Selat Malaka. Lokasi ini merupakan gugusan pulau yang terletak di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Dalam aksi pelestarian lingkungan tersebut, hadir mewakili Menteri KLHK yakni Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati, Kepala BRGM RI Hartono, Plt Kepala DLHK Provinsi Riau  Job Kurniawan dan Staf Ahli Pemkab Kepulauan Meranti, Randolph WH.
Dirjen PSLB3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati mengatakan bahwa, program penanaman pohon ini dilaksanakan serentak seluruh Indonesia dalam rangka Hari Lahan Basah Sedunia. “Secara serentak penanaman dilaksanakan di Indonesia, kegiatan yang kita laksanakan ini merupakan upaya konkret dan strategis dalam penanganan triple planetary crisis: perubahan iklim, polusi, dan ancaman kehati,” tutur Vivien.
Dijelaskannya, bahwa pohon memiliki manfaat multiguna bagi makhluk hidup dan alam. Sebagai garda terdepan perlindungan ekosistem, KLHK terus berkomitmen dalam mengurangi emisi dan menjaga ekosistem tetap lestari.
“Mari kita bangun harmoni dengan alam, mulailah menanam. Kami terima kasih dan apresiasi kepada Pemprov Riau, Pemda Meranti dan seluruh pihak yang mendukung penanaman pohon. Terima kasih juga atas kolaborasi PT Pertamina Hulu Rokan, dengan adanya PHR maka membantu terselenggaranya acara ini. Dan Alhamdulillah telah berjalan dengan sukses,” ungkapnya.
Kegiatan yang diikuti PHR sebagai salah satu Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ini juga sejalan dengan misi Pemprov Riau dalam menciptakan Riau hijau dan rendah karbon. “Mudah-mudahan kita semua dapat terus berkolaborasi dalam mendukung kelestarian lingkungan khususnya di Provinsi Riau. Peran serta kita semua sangat berarti untuk alam,” kata Plt Kadis LHK Riau, Job Kurniawan.
Corporate Secretary PHR WK Rokan, Rudi Ariffianto mengungkapkan bahwa selain berfokus pada operasi dalam mendukung ketahanan energi, PHR juga terus berikhtiar dalam menjaga lingkungan.
“PHR memiliki program TJSL yang berfokus pada 4 pilar, yakni pendidikan, pemberdayaan ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan. Penanaman pohon bersama KLHK ini merupakan salah satu upaya PHR untuk terus memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Semoga alam tetap lestari, saat ini dan hingga nanti,” katanya.
Pada kegiatan tersebut, Kepala BRGM Hartono menyatakan bahwa lahan basah, termasuk gambut dan mangrove, memiliki manfaat yang sangat besar, sehingga perlu dikelola secara bijak. BRGM dan Kementerian LHK bekerja sama dengan masyarakat dalam pelaksanaan penanaman di lahan gambut dan mangrove untuk mendorong keberlanjutan pengelolaan pada masa depan.
“Sagu yang kami tanam hari ini, selain bisa membantu dalam menahan air agar gambut tidak terbakar juga dapat mendukung ketahanan pangan melalui diversifikasi,” ujarnya.
Dijelaskannya bahwa penanaman sagu di Pulau Pedang memiliki empat tujuan utama. Pertama; untuk mencegah kebakaran dan mengurangi emisi dari lahan gambut, baik yang disebabkan oleh kebakaran maupun dekomposisi gambut.
Kedua; sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat sekitar, karena sagu merupakan tanaman dengan nilai ekonomi yang tinggi. Dan ketiga; sebagai upaya untuk mencegah terjadinya bencana yang disebabkan oleh penurunan permukaan tanah (land subsidence).
Sebagai informasi, ekosistem lahan basah gambut dan mangrove di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia, dengan ekosistem gambut seluas 13,9 juta hektar (ha) dan mangrove seluas 3,36 juta ha. Kedua ekosistem tersebut memiliki peran penting dalam menyediakan berbagai manfaat nilai intrinsik dan fungsi kehidupan, seperti menyimpan cadangan karbon, memberikan perlindungan dari bencana alam, menjadi habitat bagi keanekaragaman hayati, serta memenuhi berbagai kebutuhan manusia yang memiliki nilai ekonomi, termasuk dalam sektor eco-tourism.
Pada tanggal 2 Februari 2024, dunia merayakan Hari Lahan Basah dengan tema “Wetlands and Human Wellbeing,” yang menekankan pentingnya pelestarian dan pengelolaan lahan basah untuk mendukung kesejahteraan masyarakat sehari-hari.
Peringatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan ekosistem gambut dan mangrove.