Friday, October 4, 2024

Motor Touring Honda NT1100...

Jumat, 4 Oktober 2024 - 16:30 WIB Jakarta, VIVA - Produsen otomotif asal Jepang,...

Mimbar publik di ujung...

Kasus-kasus pembubaran acara diskusi dan aksi protes melalui intimidasi dan kekerasan oleh "orang-orang...

Analisis Data Pengukuran Stunting...

Kunjungan posyandu meningkat di tahun 2024, dan kasus stunting di kecamatan Tempuling mengalami...

Yamaha Collaborates with Caterham...

Jumat, 4 Oktober 2024 - 00:32 WIB Jakarta, VIVA – Yamaha Motor hari ini...
HomePolitikGanjar dan Panggung...

Ganjar dan Panggung Politik Pasca-Pilpres 2024

“Kita tahu faksi Prananda dan faksi Puan sangat berpengaruh dan berebut melanjutkan kepemimpinan Bu Mega. Tantangan bagi Ganjar, dan ini tidak mudah, bagaimana dia dapat membantu menyinergikan kekuatan-kekuatan ini,” kata Zaki.

Di luar situasi politik eksternal yang bergejolak pasca-Pilpres 2024, Zaki menilai PDI-P punya pekerjaan rumah untuk mempersolid kondisi internal. “Jangan terjebak pada faksionalisme yang sempit. Tantangan ke depan makin berat bagi PDI-P seiring dengan usia bu Mega yang semakin tua,” imbuhnya.

Jabatan baru

Guru besar ilmu politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Muradi sepakat Ganjar menduduki jabatan strategis di PDI-P jika ingin menjaga pamor politiknya di mata publik. Jabatan sekaliber sekjen partai atau ketua harian layak menjadi panggung politik baru bagi Ganjar.

“Namun, jabatan ketua harian di PDI-P itu tidak ada. Tetapi, bisa saja (jabatan) itu dibuat untuk menjaga elektoral dalam Ganjar lima tahun ke depan,” kata Muradi kepada Alinea.id.

Posisi lain yang mungkin dipegang Ganjar, menurut Muradi, ialah sebagai juru bicara kubu oposisi. Akan tetapi, posisi itu merupakan eksperimen politik yang belum pernah ada dalam tradisi politik di Indonesia.

“Bukan tidak mungkin bisa dilakukan. Syaratnya, Ganjar mesti mendapat legitimasi dari ketua umum partai oposisi lainnya. Karena tradisi kita kan tradisi partai, bukan tradisi orang per orang. Jadi, kekuatan politik itu ada di ketua umum,” jelas Muradi.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai Ganjar bisa diberikan jabatan strategis di parpol jika mempertimbangkan statusnya sebagai eks capres. Namun, bukan berarti Ganjar berpeluang besar untuk kembali maju di Pilpres 2029.

“Bisa saja PDI-P sudah miliki tokoh baru yang akan kembali diajukan dalam kontestasi pilpres, bisa saja Puan Maharani. Ganjar untuk saat ini nyaris tidak memiliki peluang jabatan populis, terkecuali jika PDI-P bergeser ke pemerintah,” kata Dedi kepada Alinea.id.

Menurut Dedi, Ganjar mengalami penurunan pamor politik setelah kalah telak pada Pilpres 2024. Apalagi, PDI-P pun terkesan tak satu suara mendukung Ganjar di lapangan. Di sisi lain, Puan juga sudah mulai bermanuver untuk bertarung pada Pilpres 2029.

Source link

Semua Berita

Mimbar publik di ujung era Jokowi menghadapi ancaman pemberangusan

Kasus-kasus pembubaran acara diskusi dan aksi protes melalui intimidasi dan kekerasan oleh "orang-orang tak dikenal" semakin meningkat. Baru-baru ini, sekelompok orang membubarkan acara diskusi dengan tema "Silaturahmi Kebangsaan Diaspora Bersama Tokoh dan Aktivis Nasional" di salah satu hotel di...

Mengawasi Penyalahgunaan Bantuan Sosial dalam Pilkada Serentak 2024

Sebagaimana yang terjadi pada Pilpres 2024, bantuan sosial (bansos) masih rawan digunakan untuk memengaruhi preferensi politik publik di Pilkada Serentak 2024. Meskipun direkomendasikan oleh Mahkamah Konstitusi (MK), sampai saat ini belum ada regulasi yang melarang distribusi bansos menjelang pemilu. Peneliti...

Tangan Jokowi Terdapat dalam Daftar Nama 10 Calon Pimpinan KPK

Panitia Seleksi (Pansel) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mengumumkan sepuluh nama calon pimpinan (capim) dan calon anggota Dewan Pengawas KPK yang lolos seleksi wawancara dan tes kesehatan. Nama-nama tersebut telah diserahkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pangkalan Udara...

Kategori Berita