Pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi) diyakini akan memudar dalam Pilkada Serentak 2024. Sebagai gantinya, para kandidat dalam kontes pilkada akan lebih menjalin hubungan dengan Presiden RI terpilih Prabowo Subianto. Restu dan dukungan dari Prabowo dianggap akan lebih efektif dalam meningkatkan elektabilitas kandidat.
Survei yang dilakukan pada periode 27 Mei hingga 2 Juni 2024 oleh litbang Kompas menemukan bahwa 54,3% masyarakat masih mempertimbangkan calon yang memiliki hubungan dengan Jokowi. Di sisi lain, kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi-Amin mencapai 75,6%.
Analis politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat berpendapat bahwa pengaruh Prabowo akan lebih nyata dalam Pilkada 2024 karena saat pilkada serentak dilaksanakan pada November 2024, Jokowi tidak lagi menjabat sebagai presiden.
Cecep menyatakan bahwa Prabowo akan mendorong dan mendukung para orang yang dipercayainya untuk memenangkan pilkada di daerah-daerah strategis. Prabowo berkepentingan untuk menempatkan orang-orang yang dipercayainya sebagai kepala daerah guna mendukung program andalannya, seperti program makan siang dan susu gratis.
Meskipun begitu, Cecep juga mengungkapkan bahwa efek dari Jokowi juga akan tetap mempengaruhi para kandidat dalam pilkada. Meskipun Jokowi tidak lagi menjabat sebagai presiden saat pilkada serentak berlangsung, warisan kinerja Jokowi dan jaringan relawan yang bisa dimobilisasi untuk mendukung tetap akan menjadi pertimbangan para kandidat.
Berdasarkan analisis politik Ahmad Chumaedy dari Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Pilkada Serentak 2024 diprediksi akan menjadi ajang persaingan pengaruh antara Prabowo dan Jokowi. Pengaruh Jokowi diprediksi masih akan kuat di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah, sementara Prabowo memiliki basis pendukung yang kuat di daerah-daerah seperti Jawa Barat dan Sumatera Barat.
Dinamika politik setelah Jokowi lengser pada Oktober 2024 dianggap akan menentukan seberapa besar pengaruh kedua tokoh politik tersebut dalam Pilkada Serentak 2024. Jokowi dapat mempertahankan pengaruhnya sebagai “king maker” jika terlibat aktif dalam politik, sementara Prabowo bisa menggeser dominasi Jokowi dengan membangun kabinet yang solid dan mengeksekusi program-program yang dijanjikan selama kampanye Pilpres 2024.