Home Politik Perang politik uang di Tanah Jawara.

Perang politik uang di Tanah Jawara.

Kasus-kasus dugaan politik uang muncul menjelang Pilgub Banten 2024. Baru-baru ini, sebuah video viral di media sosial menunjukkan seorang pria membagikan uang tunai sebesar Rp100 ribu di atas sebuah mobil di Desa Kadubungbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang.

Pria tersebut terlihat naik mobil yang bertuliskan Dewi-Ling dan Andra-Dimyati. Dewi-Ling adalah singkatan dari Raden Dewi Setiani-Iing Andri Supriyadi dan Andra Soni-Dimyati Natakusumah. Dewi-Ling adalah pasangan calon bupati dan wakil bupati Pandeglang, sedangkan Andra-Dimyati adalah calon gubernur dan wakil gubernur Banten.

Tidak hanya di Pandeglang, praktik politik uang juga diduga dilakukan oleh Andra-Dimyati saat menghadiri kegiatan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) di Anyer, Kabupaten Serang, Banten. Setelah mengajak para kepala desa untuk memberikan suara kepada mereka, Andra-Dimyati disebut memberikan uang sebesar Rp2 juta kepada para kepala desa yang hadir.

Kejadian tersebut telah dilaporkan oleh tim hukum pasangan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi (Airin-Ade) kepada Bawaslu Banten. Tim Airin-Ade juga melaporkan calon Bupati Serang Ratu Zakiya dan suaminya, Yandri Susanto, yang merupakan anggota tim pemenangan Andra-Dimyati.

Meskipun hanya didukung oleh Golkar dan PDI-Perjuangan, pasangan Airin-Ade memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi dalam Pilkada Banten. Di sisi lain, Andra-Dimyati mendapat dukungan dari 9 partai politik termasuk Gerindra, PAN, PKS, dan Demokrat.

Analisis politik dari Citra Institute Yusak Farhan mengatakan praktik politik uang yang dilakukan oleh Andra-Dimyati dan timnya bertujuan untuk mengejar ketertinggalan elektabilitas dari pasangan Airin-Ade.

Data dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan bahwa tingkat keterpilihan Airin mencapai 77,3% dalam simulasi head to head. Sementara Andra Soni hanya mendapat 10%. Dalam simulasi berpasangan, Airin-Ade juga unggul dengan perolehan 73,7% suara responden, sedangkan Andra-Dimyati hanya mendapat 14,1%.

Yusak menegaskan bahwa politik uang bisa terjadi melalui berbagai cara, termasuk melibatkan pihak di luar tim pemenangan. Dia berharap agar Bawaslu Banten meningkatkan pengawasan untuk mencegah praktik politik uang menjelang Pilgub Banten 2024.

Source link

Exit mobile version