Nusaperdana com, Bengkalis – Di tengah pesona alam dan sejarah yang memikat, Desa Wisata Bukit Batu di Kabupaten Bengkalis kini bersiap menjadi destinasi unggulan. PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus memberikan program pendampingan dan pelatihan pengembangan produk pariwisata dan ekonomi kreatif untuk masyarakat di desa tersebut, yang berlangsung pada 16-17 Oktober 2024.
Desa Bukit Batu, dengan kekayaan sejarah dan budaya yang kental, memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata yang menarik. Namun, seperti banyak desa wisata lainnya, Bukit Batu masih menghadapi tantangan dalam mengoptimalkan potensinya. Melihat potensi tersebut, PHR bersama mitra pelaksana Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau menginisiasi program pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengembangkan produk pariwisata dan ekonomi kreatif.
Melalui program ini, PHR bertujuan untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola desa wisata secara profesional. Pelatihan yang diberikan mencakup berbagai aspek, mulai dari pengembangan produk wisata, manajemen bisnis, hingga pemasaran digital. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat menciptakan produk-produk wisata yang unik dan menarik, serta mampu memasarkannya dengan efektif.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bengkalis, Alwizar, menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada PHR dan STP Riau, karena telah berkolaborasi bersama-sama mengembangkan desa wisata ini.
“Harapan kita dari kegiatan pelatihan ini, pariwisata Desa Bukit Batu jadi destinasi andalan di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, bahkan Indonesia,” katanya.
Pelatihan yang diberikan sangat beragam, PHR dan STP Riau membekali masyarakat untuk membuat produk UMKM yang menarik, baik dari segi rasa hingga potensi pemasarannya. Dengan bekal ilmu yang baru, diharapkan masyarakat dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki desa, seperti kerajinan tangan, kuliner khas, dan wisata budaya.
“Saya sangat senang bisa mengikuti pelatihan ini, sehingga kami jadi lebih percaya diri untuk mengembangkan produk,” ujar Yati, salah seorang warga Desa Bukit Batu.
Manager CSR PHR WK Rokan, Pandjie Galih Anoraga berharap program ini dapat mendorong tumbuhnya jiwa kewirausahaan dan semakin terampil dalam mengelola potensi pariwisata di kalangan masyarakat Desa Bukit Batu. “Dengan demikian, mereka dapat memanfaatkan potensi wisata yang dimiliki desa untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi,” ujarnya.
Pandjie berharap, hasil dari program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk wisata yang ditawarkan Desa Bukit Batu. Masyarakat akan lebih kreatif dalam mengembangkan produk-produk baru, seperti paket wisata tematik, kerajinan tangan, dan kuliner khas. Selain itu, program ini juga akan mendorong terbentuknya kelompok usaha yang solid dan berkelanjutan.
PHR melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang berkelanjutan, akan terus mendukung masyarakat Desa Bukit Batu dalam mengembangkan desa wisata.
“Harapannya, Desa Bukit Batu dapat menjadi contoh bagi desa wisata lainnya di Indonesia. Ini juga menyusul kesuksesan Desa Wisata Kampung Patin binaan PHR di Kabupaten Kampar,” ungkapnya.
Pelatihan ini diikuti oleh puluhan peserta yang terdiri dari perwakilan kelompok sadar wisata, pelaku UMKM, dan pemuda desa. Dengan adanya program ini, PHR tidak hanya berkontribusi pada pengembangan sektor pariwisata, tetapi juga mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan dari tingkat desa.
Sebagai informasi, Desa wisata Bukit Batu ini meraih Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 dan berhasil mencatatkan Rekor MURI. Penghargaan tersebut merupakan inisiasi dari Kementerian Parekraf RI. Sebanyak 75 desa wisata di tanah air menerima penghargaan desa wisata terbaik ADWI 2023, termasuk Desa Bukit Batu yang meraih penghargaan nasional dengan kategori daya tarik pengunjung.
TENTANG PHR WK ROKAN
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan salah satu anak perusahaan Pertamina yang bergerak dalam bidang usaha hulu minyak dan gas bumi di bawah Subholding Upstream, PT Pertamina Hulu Energi (PHE). PHR berdiri sejak 20 Desember 2018.
Pertamina mendapatkan amanah dari Pemerintah Indonesia untuk mengelola Wilayah Kerja Rokan sejak 9 Agustus 2021. Pertamina menugaskan PHR untuk melakukan proses alih kelola dari operator sebelumnya. Proses transisi berjalan selamat, lancar dan andal. PHR melanjutkan pengelolaan WK Rokan selama 20 tahun, mulai 9 Agustus 2021 hingga 8 Agustus 2041.
Daerah operasi WK Rokan seluas sekitar 6.200 km2 berada di 7 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Terdapat 80 lapangan aktif dengan 11.300 sumur dan 35 stasiun pengumpul (gathering stations). WK Rokan memproduksi seperempat minyak mentah nasional atau sepertiga produksi pertamina. Selain memproduksi minyak dan gas bagi negara, PHR mengelola program tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan fokus di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat dan lingkungan.