Tuesday, December 3, 2024

Aktivis Menghidupkan Tradisi Leuit...

Yayasan Paseban bersama Arista Montana memfokuskan upaya pelestarian leuit sebagai cara menjaga ketahanan pangan berbasis kearifan lokal di tengah tantangan modernisasi.

Irving-Sugianto 9,8%, Afni-Syamsurizal 31,6%,...

Nusaperdana.com,Pekanbaru—Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei tiga pasangan calon bupati-wakil...
HomeLainnyaEvaluasi Bappenas: Beberapa...

Evaluasi Bappenas: Beberapa Target Jokowi 2020-2024 Tidak Tercapai, Ini Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas telah menyampaikan hasil Evaluasi Bappenas terkait kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat 11 dari total 505 indikator pembangunan yang diperkirakan tidak akan tercapai. Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, memaparkan hal ini dalam rapat kerja dengan Komisi XI pada 12 November 2024.

Evaluasi Bappenas: Sebagian Indikator Tidak Tercapai

Dalam siaran pers berjudul “Pencapaian Kinerja Pembangunan RPJMN 2020-2024“, Kementerian PPN/Bappenas menjelaskan bahwa 19 indikator RPJMN (termasuk 11 yang diperkirakan tidak tercapai) hanya merupakan sebagian kecil dari keseluruhan indikator pembangunan yang ada.

Faktor Penyebab Tidak Tercapainya Indikator Pembangunan

Pihak Bappenas menegaskan bahwa ketidaktercapaian sebagian indikator bukanlah kegagalan. Proses pembangunan selalu mengalami perbaikan berkelanjutan. Capaian indikator bergantung pada berbagai asumsi serta situasi saat proses pembangunan berlangsung, termasuk dampak pandemi dan ketidakpastian global yang menjadi tantangan utama.

Tantangan dalam Mencapai Target Pembangunan

Secara keseluruhan, Kementerian PPN/Bappenas menilai bahwa capaian RPJMN 2020-2024 berjalan dengan baik berdasarkan evaluasi Bappenas hingga tahun 2023. Faktor seperti pandemi dan krisis kesehatan global memberikan tantangan signifikan terhadap stabilitas ekonomi dan sosial, mempengaruhi pengalokasian anggaran pemerintah.

Selain pandemi, ketegangan geopolitik, kebijakan perdagangan internasional, dan dampak perubahan iklim turut mempengaruhi kecepatan pencapaian target pembangunan.

Indikator Capaian Positif

Meski ada tantangan, Kementerian PPN/Bappenas mencatat sejumlah capaian positif dalam RPJMN hingga 2023. Beberapa indikator tersebut antara lain:

  • Tingkat Kemiskinan – Turun menjadi 9,36% pada tahun 2023.
  • Pertumbuhan Ekonomi – Indonesia mencapai pertumbuhan sebesar 5,05% pada tahun 2023.
  • Konektivitas Wilayah – Berkat pembangunan infrastruktur yang terus dilakukan, termasuk pembangunan jalan tol, pelabuhan, dan bandara.
  • Derajat Kesehatan Masyarakat – Terlihat dari turunnya angka prevalensi stunting menjadi 21,5% dan meningkatnya akses air minum serta sanitasi layak.
  • Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional – Meningkat hingga 95,92% pada 2023.

Perbaikan di Sektor Pendidikan

Sektor pendidikan juga menunjukkan perkembangan positif dengan meningkatnya rata-rata lama sekolah serta angka partisipasi pendidikan tinggi.

Langkah-Langkah Bappenas untuk Masa Depan

Berdasarkan evaluasi ini, Bappenas menyoroti beberapa prioritas untuk RPJMN mendatang, seperti:

  • Mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi.
  • Memperkuat industri pengolahan.
  • Menurunkan kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan.
  • Meningkatkan kualitas pembangunan manusia serta ketahanan energi dan pangan.

Bappenas juga menekankan pentingnya integrasi program pembangunan dan strategi pengendalian risiko untuk meningkatkan efektivitas pembangunan di periode RPJMN 2025-2029 mendatang.

Pemerintah terus memperkuat desain program pembangunan yang lebih terintegrasi dengan mempertimbangkan risiko-risiko yang ada serta memperkuat langkah pengendalian dalam pelaksanaan pembangunan,” tulis Kementerian PPN/Bappenas dalam siaran pers mereka.

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20241113151028-4-587922/beberapa-target-jokowi-2020-2024-tak-tercapai-ini-penjelasan-bappenas

Source link

Semua Berita

Agus Joko Pramono: Fokus pada Case Building, OTT Sebagai Bonus

Agus Joko Pramono: Fokus pada Case Building, OTT Sebagai Bonus Jakarta, Investor.id – Pendekatan Baru Pemberantasan Korupsi Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Joko Pramono, menegaskan bahwa ia akan fokus pada strategi case building atau membangun kasus secara menyeluruh dalam...

Agus Joko Pramono: Klarifikasi Isu Transaksi Rp115 Miliar

Agus Joko Pramono: Klarifikasi Isu Transaksi Rp115 Miliar Jakarta, KompasTV – Klarifikasi Agus Joko Pramono Anggota Komisi III DPR RI, Nasir Jamil, mengangkat isu tentang transaksi mencurigakan senilai Rp115 miliar dalam sesi tanya jawab dengan calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),...

Konservasi Inovatif Yayasan Paseban: Solusi Modernisasi ala Dosen SIL

Peran Penting Hutan dalam Ekosistem Hutan merupakan salah satu ekosistem yang paling rentan terhadap eksploitasi di era modernisasi. Di berbagai wilayah, termasuk Indonesia, kebutuhan ekonomi masyarakat sering kali bertabrakan dengan upaya pelestarian, yang mengubah hutan dari kawasan yang dilindungi menjadi...

Kategori Berita