Penampilan seorang kandidat pemimpin politik memegang peranan penting dalam meraih kemenangan dalam pemilihan. Hal ini terbukti bahwa orang dapat memprediksi siapa yang akan menang hanya dengan melihat foto-foto kandidat. Selain itu, politisi yang kompeten, dapat dipercaya, atau dominan memiliki keunggulan dibandingkan dengan pesaingnya.
Sebuah penelitian oleh dua ilmuwan perilaku Jerman, yakni Jan R. Landwehr dan Michaela Wanke, menemukan bahwa fitur wajah politisi dapat mempengaruhi perolehan suara. Mata besar, mulut lebar, dan alis yang tipis diketahui meningkatkan peluang kandidat politik dalam memenangkan suara. Eksperimen yang dilakukan oleh Landwehr dan Wanke melibatkan penilaian karakteristik wajah oleh dua puluh tujuh orang dewasa Eropa serta empat ratus sembilan puluh enam orang dewasa di Amerika Serikat.
Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa kandidat dengan mata besar dan mulut lebar cenderung mendapatkan lebih banyak suara. Meskipun demikian, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, seperti penggunaan wajah Kaukasia dalam penelitian pertama. Namun, karakteristik wajah ini tetap dianggap dapat mempengaruhi persepsi orang terhadap kandidat politik, meskipun tidak menjadi prediktor utama kesuksesan. Hal yang paling berpengaruh tetaplah afiliasi partai politik kandidat dan status sebagai petahana. Dengan demikian, fitur wajah politisi dapat menjadi salah satu faktor yang memengaruhi perolehan suara dalam pemilihan.