Impian memiliki mobil baru bagi sebagian orang Indonesia merupakan hal yang lumrah. Mobil roda empat ini tidak hanya memberikan kenyamanan dalam perjalanan jarak jauh bersama keluarga, namun juga berperan sebagai gaya hidup serta sebagai aset usaha, seperti menjadi taksi online. Namun, dengan harga mobil yang semakin meningkat, masyarakat Indonesia kesulitan untuk membeli mobil baru, terutama jika harus mengajukan kredit.
Faktor pendapatan rata-rata masyarakat Indonesia yang stagnan menjadi salah satu penyebab menurunnya penjualan mobil baru. Meskipun banyak merek mobil baru bermunculan, hal ini sulit tercapai karena kriteria leasing yang tidak sesuai dengan penghasilan masyarakat. Penjualan mobil selama beberapa tahun terakhir terus mengalami penurunan, bahkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat bahwa penjualan mobil domestik tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebanyak 1,23 juta unit.
Meskipun terjadi lonjakan penjualan pada 2020 berkat insentif PPnBM, namun tren ini tidak berubah signifikan hingga tahun 2023. Pada tahun 2024, minat beli masyarakat terhadap mobil baru mengalami penurunan yang signifikan. Gaikindo dan produsen mobil berupaya melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan minat beli masyarakat, namun hasilnya masih kurang memuaskan.
Melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan tema ‘Mengakhiri One Million Trap, Menyongsong Era Rendah Emisi’, Kementerian Koordinator Perekonomian, Gaikindo, dan pakar ekonomi berusaha mencari solusi untuk mengembalikan minat beli masyarakat terhadap mobil baru. Salah satu solusi yang disarankan adalah dengan mendorong peningkatan pendapatan masyarakat agar memiliki kemampuan daya beli yang cukup untuk membeli mobil baru.
Apa yang perlu dilakukan pemerintah, Gaikindo, dan pihak terkait lainnya untuk merangsang kembali minat beli masyarakat terhadap mobil baru perlu terus dibahas dan diimplementasikan. Dari pemasaran hingga insentif pajak, langkah-langkah strategis perlu diambil agar penjualan mobil baru dapat kembali meningkat sesuai dengan potensi pasar yang ada. Demi tercapainya keberlanjutan industri otomotif Indonesia, diperlukan langkah-langkah yang terintegrasi dan berkelanjutan untuk menciptakan ekosistem yang memungkinkan masyarakat dapat memiliki mobil baru sebagai investasi masa depan yang berkelanjutan.