Pada Kamis, 19 Desember 2024, dalam Focus Group Discussion (FGD) Pra Musyawarah Luar Biasa Nahdlatul Ulama (MLB NU), KH Muhammad Syarbani Haira dituduh sebagai pengangguran oleh elite Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Publik Relation Perkumpulan Rabithah Melayu Banjar, Noura Dalla Adilla, membela Kiai Syarbani dengan menyatakan bahwa publikasi terhadap narasumber tersebut perlu diperjelas karena tuduhan pengangguran tidak berdasar.
Noura menegaskan bahwa Kiai Syarbani pernah menjabat sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan selama 10 tahun dan pendiri Universitas NU Kalsel. Meskipun pihak lain kini mengelola universitas tersebut, Kiai Syarbani tetap aktif sebagai aktivis sosial dan pensiunan dosen PNS di IAIN Antasari Banjarmasin. Selain itu, Kiai Syarbani juga pernah menjadi Komisioner Baznas Kalsel dan Magister Demografi di Universitas Gadjah Mada.
Meski pada Pileg 2024, Syarbani gagal mendapatkan kursi sebagai anggota DPR RI dari PDIP, namun Noura menegaskan bahwa Kiai Syarbani ingin mengabdikan dirinya pada NU, terutama Universitas NU yang dirintisnya. Namun, karena merasa diabaikan sebagai pendiri, Kiai Syarbani memilih mundur sebagai Katib Syuriah PBNU. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi dan dedikasi Kiai Syarbani terhadap NU sejauh ini masih patut diakui, meskipun ada perbedaan pendapat di internal PBNU.