Pada Minggu, 5 Januari 2025, Abah Guru Sekumpul, atau KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, menjalani pengobatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Zalecha Martapura, Kabupaten Banjar, menghadapi perjalanan pengobatan yang bermakna. Selama dua tahun, dari 2004 hingga 2005, Abah Guru Sekumpul menjalani cuci darah dua kali seminggu di rumah sakit daerah tersebut. Menurut perawat Hemodialisis di RSUD Ratu Zalecha, Syahrudin, Abah Guru Sekumpul adalah pasien istimewa yang penuh ketenangan dan pengertian terhadap semua petugas dan pasien lainnya. Abah Guru Sekumpul sering berkomunikasi dengan pasien lain, memberikan keceriaan dan kehangatan.
Perjuangan Abah Guru Sekumpul melawan penyakit tidak hanya menceritakan tentang ketabahan, tetapi juga kasih sayang, keikhlasan, dan kepedulian pada sesama. Meskipun dalam kondisi sakit dan harus cuci darah dua kali seminggu akibat gagal ginjal, Abah Guru Sekumpul tetap rutin mengisi kajian keagamaan di Musala Ar-Raudhah yang berada di depan rumahnya. Pada 10 Agustus 2005, Abah Guru Sekumpul meninggal dunia di usia 63 tahun.
Abah Guru Sekumpul, ulama asal Kalimantan Selatan, terkenal karena dedikasinya pada ilmu pengetahuan di bidang agama dan sosial kemasyarakatan. Peringatan Haul Abah Guru Sekumpul diadakan setiap tanggal 5 Januari, dimana warga dari berbagai wilayah termasuk dari luar Kalsel berkumpul untuk mengenangnya. Abah Guru Sekumpul dikenal sebagai sosok yang selalu memberikan dampak positif bagi orang di sekitarnya dan menjadikan perjalanan pengobatannya di RSUD Ratu Zalecha sebagai kisah inspiratif yang diingat dengan penuh rasa hormat.