Pada tanggal 21 Mei 2024, Budsetiawan, pendiri Football Institute, mengungkapkan kebingungan dan ketidakjelasan yang saat ini dialami oleh komdis PSSI. Mereka terlihat tidak fokus dan hanya menghabiskan waktu tanpa mengambil keputusan terkait masalah sepakbola. Kasus PSS Sleman vs Madura FC menyoroti kebebasan terdakwa dan pemain yang terlibat dalam match fixing, namun hingga kini hukuman sepakbola belum dijatuhkan. Perbandingan dengan kasus sebelumnya yang langsung dihukum seumur hidup menunjukkan ketidakpastian dalam penegakan disiplin. Kecepatan pengambilan keputusan dan bobot putusan yang dikeluarkan oleh Komdis PSSI menjadi cerminan kinerja mereka, bukan sekadar alasan atau pencarian pembenaran atas keterlambatan tindakan. Kasus seperti ini menimbulkan pertanyaan mengapa Komdis PSSI butuh waktu lama untuk mengambil keputusan, terutama dalam kasus-kasus yang melibatkan hukuman berat seperti degradasi dan hukuman seumur hidup. Keterlambatan ini menimbulkan keraguan di kalangan publik sepakbola tentang kemampuan Komdis PSSI dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk segera bertindak secara tegas dan transparan dalam memutuskan masalah sepakbola.