Saturday, May 24, 2025
spot_img

Terungkapnya Perselingkuhan Vernie di...

Di sebuah kota besar, cerita mengenai Biru dan Noah menjadi pusat perhatian. Biru...

Strategi Profesional dan Keadilan...

Kapolres Kampar, AKBP Mihardi Mirwan, ikut serta dalam penutupan pelatihan Tim RAGA (Reaksi...

Sinopsis Drama Mencintaimu Sekali...

Emil meninggalkan rumah setelah mengetahui rahasia antara Kartika dan Aditya. Ketika ia mengonfrontasi...

Detonator Diduga Biang Kerok...

TNI Angkatan Darat (AD) memberikan tanggapan terkait temuan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia...
HomeGaya HidupTips Menghemat Belanja...

Tips Menghemat Belanja Online: Keranjang Penuh, Dompet Aman

Perkembangan dunia digital yang sangat dinamis telah menggeser fungsi dasar media sosial, saat ini media sosial menjelma menjadi ekosistem digital dengan beragam kegunaan. Konsumsi media sosial tidak lagi hanya memengaruhi cara kita dalam berkomunikasi, tetapi juga berbagai aspek kehidupan, termasuk mengubah cari kita menjalani hidup, seperti bagaimana kita melakukan pekerjaan, cara kita memenuhi kebutuhan sehari-hari, mempengaruhi bagaimana terbentuknya opini publik dan bahkan menggeser lifestyle kita.

Dengan mengakses media sosial kita terpapar berbagai macam tren gaya hidup, mulai dari tren fashion, kuliner, gaya hidup sehat hingga gaya ber-travelling, tren-tren tersebut seringkali bermula dari unggahan influencer atau teman-teman terdekat kita dan akhirnya menyebar luas melalui media sosial.

Media sosial juga telah mengubah cara kita berbelanja dan berjualan. Bayangkan saja, toko online buka 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dengan etalase yang tak terbatas, cukup dengan scrolling layar ponsel, ribuan bahkan jutaan produk terpampang di depan mata. Inilah peran media sosial sebagai “etalase digital”. Para pemasar, dari skala UMKM hingga korporasi besar, memanfaatkan kekuatan media sosial untuk mempromosikan produk bahkan sampai melakukan penjualan langsung melalui live shopping, media sosial juga membantu pemasar dalam mengembangkan bisnis dengan cara yang lebih efisien dan low budget.

Dari sisi lain, pemasaran melalui media sosial menjadi godaan besar bagi para konsumen sampai seringkali melakukan “impulsive buying”. Unggahan dari mutual friends, review produk dari para influencer dan iklan-iklan yang dikemas dengan visual yang sangat menarik, didukung juga dengan algoritma media sosial yang sangat canggih yang dapat menargetkan audiens secara spesifik, kita disuguhi konten yang terasa “personal” mulai dari video unboxing, tutorial & tips, sampai tawaran diskon dadakan yang menggiurkan yang muncul di reels atau stories. Tanpa berniat mencari produk tertentu tetapi hanya karena sedang memiliki waktu senggang untuk scrolling berbagai akun media sosial dapat berakhir dengan berbelanja produk-produk yang belum tentu kita butuhkan.

Media sosial adalah ‘ruang publik’ yang cukup powerful, bagaikan pedang bermata dua di mana di satu sisi dapat menginspirasi, memicu kreatifitas dan meningkatkan produktivitas, tetapi disisi lainnnya dapat juga membentuk gaya hidup yang konsumtif dan overexposure. Paparan tanpa henti yang dilakukan oleh pemasar dapat memicu kebutuhan sekunder yang mungkin awalnya tidak kita sadari. Konten-konten yang muncul baik dari hasil searching kita sendiri ataupun dari algoritma media sosial seringkali menstimulasi keinginan kita pada level sosial (ingin diterima, mengikuti tren) atau bahkan aktualisasi diri (melalui image yang ditampilkan produk). Ditengah guyuran informasi dan promosi ini tidak heran jika kita menjadi lebih impulsif dan mudah untuk menambahkan berbagai produk ke keranjang belanja online.

Tingginya tingkat cart abandonment diantara para pengguna e-commerce dan media sosial ini bisa menjadi indikasi bahwa meskipun media sosial berhasil membangkitkan keinginan awal melalui konten visual yang menarik dan pengaruh lingkungan sosial seperti pertemanan dan brand influencer, konsumen pada akhirnya kembali dihadapkan kepada kenyataan mengenai kebutuhan nyata saat akan melakukan proses pembayaran. Keinginan yang dipicu oleh media sosial mungkin tidak cukup kuat jika dihadapi dengan keterbatasan anggaran atau prioritas kebutuhan lainnya. Kebanyakan konsumen seringkali mengalami godaan impulsive buying yang dipicu oleh konten komersial pada media sosial. Tapi dengan memahami lebih dalam perilaku konsumen digital, tentu kita dapat menghadapinya dengan lebih bijak.

Source link

Semua Berita

Terungkapnya Perselingkuhan Vernie di Drama Indonesia Terbelenggu Rindu Eps 253

Di sebuah kota besar, cerita mengenai Biru dan Noah menjadi pusat perhatian. Biru merasa bersalah dan pergi mencari Noah bersama temannya, Amira. Saat menelpon Noah, Biru terkejut mengetahui bahwa Noah tidak sadarkan diri setelah ponselnya terjatuh. Dengan bantuan pelayan...

Sinopsis Drama Mencintaimu Sekali Lagi Eps 156: Rahasia Aditya Terbongkar

Emil meninggalkan rumah setelah mengetahui rahasia antara Kartika dan Aditya. Ketika ia mengonfrontasi Aditya, tanpa disengaja Lingga mendengar percakapan mereka dan terkejut dengan kenyataan yang terungkap. Lingga merasa hancur karena orang yang ia kagumi selama ini ternyata adalah penyebab...

Profil Lesti Kejora: Pedangdut dan Kontroversi Hak Cipta

Lesti Kejora, seorang pedangdut yang semakin populer di Indonesia, tengah menjadi sorotan netizen setelah dituduh menyanyikan lagu milik Yoni Dores tanpa izin. Hal ini membuatnya dilaporkan ke polisi atas dugaan pelanggaran hak cipta pada 18 Mei 2025. Menurut kuasa...

Kategori Berita