Pabrikan Jepang seperti Honda dan Yamaha diketahui lebih berani membayar tinggi para pembalapnya di ajang MotoGP daripada merek-merek Eropa seperti KTM, Aprilia, dan Ducati. Hal ini tentu menjadi faktor yang membuat pembalap-pembalap top seperti Marc Marquez dan Valentino Rossi betah di tim yang mereka bela.
Salah satunya adalah Marc Marquez, yang rela meninggalkan Repsol Honda untuk bergabung dengan tim satelit Ducati, yakni Gresini Racing. Meskipun harus melepaskan pemasukan besar yang dia terima dari Honda, Marc Marquez tetap berjuang demi mencapai impian dan ambisinya dalam balapan MotoGP.
Sebagai pembalap yang telah meraih gelar juara dunia MotoGP sebanyak enam kali bersama Honda, keputusan Marc Marquez untuk berpindah tim tentu disertai dengan pertimbangan yang matang. Meskipun gajinya yang fantastis dari Honda mencapai angka yang tinggi, namun keinginan Marquez untuk meraih kemenangan kembali di lintasan balap lebih mempengaruhi keputusannya.
Perihal gaji yang diterima Marc Marquez, dilansir dari beberapa sumber bahwa pada 2022, gajinya mencapai 16 juta dollar atau sekitar Rp250 miliar per tahun, yang meningkat dari tahun sebelumnya. Bahkan saat Honda menawarkan gaji yang fantastis untuk mempertahankan Marquez, pembalap asal Spanyol itu tetap memilih memperjuangkan ambisinya dengan bergabung dengan tim Ducati.
Meskipun gaji yang ia terima dari Ducati Lenovo tidak sebesar yang ia terima dari Honda, namun Marc Marquez tetap fokus pada tujuannya untuk kembali meraih kemenangan di MotoGP. Hal ini menunjukkan bahwa untuk seorang pembalap yang memiliki ambisi yang besar, uang bukanlah menjadi prioritas utama dalam menjalani karir balapnya. Selain Marquez, pembalap lain seperti Fabio Quartararo juga memegang rekor bayaran tertinggi di MotoGP setelah Marquez meninggalkan Honda.