Konflik Israel-Palestina, yang dinilai para pakar sebagai konflik terpanjang dalam sejarah peradaban dunia, merupakan operasi pendudukan dan pembantaian terhadap rakyat Palestina. Hal ini disampaikan oleh Omer Bartov, seorang Profesor Studi Holocaust dan Genosida di Universitas Brown, yang menyebut konflik di Gaza sebagai genosida. Lebih dari 40.000 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak tak bersalah, dilaporkan menjadi korban dari pembantaian yang dilakukan oleh militer Israel. Tidak hanya nyawa, tapi juga properti, rumah, tempat ibadah, sekolah, hingga rumah sakit dihancurkan tanpa sisa, menyebabkan kerugian yang sangat mengerikan.
Francesca Albanese, seorang pengacara dan peneliti hak asasi manusia yang berpengalaman, dengan tegas menentang genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina, terutama di Jalur Gaza. Bahkan, para pakar PBB juga menuduh Israel telah melakukan genosida dan kekerasan seksual terhadap rakyat Palestina, seperti yang disampaikan dalam laporan terbaru yang dirilis oleh Komisi Penyelidikan Internasional Independen PBB di Wilayah Palestina yang Diduduki, termasuk Yerusalem Timur, dan Israel.
Tidak hanya dari kalangan akademisi, tokoh spiritual dunia seperti Paus Fransiskus juga menyerukan perlunya penyelidikan mendalam terkait invasi Israel terhadap Palestina. Beberapa ahli hubungan internasional bahkan menyamakan apa yang terjadi di Gaza dengan karakteristik genosida. Dukungan terhadap Palestina juga datang dari Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional MUI, Sudarnoto Abdul Hakim, yang menyebut serangan Israel ke Gaza sebagai genosida.
Peristiwa Nakba pada tahun 1948 merupakan salah satu tragedi besar yang dialami rakyat Palestina. Sebelum peristiwa ini, penduduk Palestina, terdiri dari Muslim Arab, Kristen, dan komunitas Yahudi, hidup secara damai dan saling menghormati. Namun, peristiwa Nakba, yang merujuk pada pengusiran ribuan rakyat Palestina oleh pendudukan Zionis Israel, mengubah segalanya. Sejak saat itu, rakyat Palestina terus meratapi kehilangan wilayah dan kehidupan mereka.
Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, juga telah memberikan dukungan penuh terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina. Berbagai lembaga kemanusiaan seperti MER-C, BSMI, PKPU, DD, KISPA, Baznas, ACT, Lazimu, dan lainnya telah didirikan oleh Indonesia sebagai wujud komitmen terhadap isu kemanusiaan di Palestina. Melalui strategi diplomasi yang cermat, Indonesia terus berjuang untuk memperjuangkan hak kemerdekaan penuh bagi Negara Palestina di berbagai forum internasional, termasuk PBB dan OKI.
Sejarah Nakba yang menyedihkan harus menjadi pelajaran bagi dunia, dan semua negara yang anti neo-kolonialisme harus bersatu untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Indonesia, dengan segala potensi yang dimilikinya, harus terus berencana dan bertindak untuk membela kedaulatan rakyat Palestina. Dengan semangat perlawanan terhadap penjajahan Israel, diharapkan keadilan dan perdamaian akan segera terwujud bagi rakyat Palestina.