Ketua Mahkamah Agung, Sunarto, menekankan pentingnya upaya untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap lembaga peradilan dengan mengingatkan para hakim agar meminimalisir kesalahan dalam pelaksanaan tugas mereka. Dalam arahannya kepada pimpinan Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi Jakarta, Sunarto menyatakan bahwa meskipun hakim juga manusia dan tidak sempurna, namun mereka tidak seharusnya melakukan tindakan yang merugikan. Manusia, menurut Sunarto, merupakan tempat pertarungan antara perilaku baik dan buruk, namun pada akhirnya pilihan untuk menjadi baik atau buruk tetap ada pada diri manusia itu sendiri. Sunarto juga menegaskan bahwa meskipun manusia bisa melakukan kesalahan, namun kesalahan tidak boleh dijadikan budaya atau kebutuhan dalam kehidupan, dan manusia yang selalu melakukan kebaikan akan merasa lebih bahagia daripada mereka yang tidak bertindak adil. Jika memilih untuk menjadi hakim, Sunarto menyarankan agar memilih jalur kebaikan dan kemaslahatan, karena jika tidak, ada dua pilihan konsekuensi yang bisa terjadi, yaitu disanksi oleh Mahkamah Agung atau diambil tindakan oleh penegak hukum. Hal ini diungkapkan Sunarto dalam konteks untuk menegaskan pentingnya integritas dan moralitas dalam menjalankan profesi sebagai hakim.