Home Berita Anoa-Maung Keliaran di Bandung Usai Demo Anarkis: Bahaya dan Tindakan Yang Harus...

Anoa-Maung Keliaran di Bandung Usai Demo Anarkis: Bahaya dan Tindakan Yang Harus Diambil

Pada Senin, 1 September 2025, Kota Bandung dilanda aksi demonstrasi yang berujung ricuh, sehingga Kodim 0618 Kota Bandung menggelar patroli skala besar dengan melibatkan kendaraan taktis Maung dan Panser Anoa TNI. Tujuan dari patroli ini adalah untuk menjaga situasi tetap aman dan kondusif setelah terjadinya kerusuhan. Prajurit TNI melakukan konvoi menggunakan sepeda motor dan kendaraan taktis Maung Seri Tangguh serta panser Anoa menuju titik-titik strategis di pusat kota Bandung. Patroli tersebut mengincar jalan-jalan yang sebelumnya menjadi lokasi aksi unjuk rasa seperti Jalan Diponegoro, Jalan Ir. H. Djuanda (Dago), Flyover Pasupati, dan beberapa ruas jalan lainnya di pusat Kota Bandung.

Mayor Jenderal TNI Kosasih, Panglima Kodam III/Siliwangi, menegaskan keterlibatan TNI dan Polri dalam menjaga stabilitas dan ketertiban masyarakat di wilayah Jawa Barat, khususnya Kota Bandung. Mereka berkomitmen untuk menjaga situasi aman dan kondusif di area tersebut, serta terus bersinergi untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat. Pangdam III/Siliwangi juga mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasa dan menyampaikan aspirasi secara tertib sesuai dengan aturan yang berlaku. Saat ini, situasi Kota Bandung terpantau kondusif dengan aparat gabungan TNI-Polri siaga untuk menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.

Selama aksi unjuk rasa beberapa hari sebelumnya, beberapa fasilitas publik dan bangunan menjadi sasaran amuk massa. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mencatat kerusakan berat pada lima bangunan akibat aksi demo anarkis, antara lain bangunan aset MPR RI, rumah makan Sambara, satu rumah warga di Jalan Gempol, dan dua kantor bank di Jalan Ir H. Djuanda. Selain kerusakan bangunan, fasilitas umum juga terdampak, termasuk jalan yang rusak dan lampu lalu lintas yang tidak berfungsi. Wali Kota berharap kejadian tersebut menjadi pembelajaran bagi pihak terkait untuk lebih memperhatikan suara masyarakat dalam pengelolaan pemerintahan.

Source link

Exit mobile version