Prabowo, menurut Dody, terlihat jauh lebih emosional ketika menanggapi Anies ketimbang saat menjawab pertanyaan dari Ganjar. Saat Anies mengkritik lemahnya peran oposisi pemerintahan, Prabowo menyebut pernyataan itu berlebihan.
“Seperti dengan receh menyinggung, ‘Mas Anies, Mas Anies!’ Itu sebenarnya menunjukan Prabowo cukup berani dan kental kontra terhadap Anies. Ada hal semacam itu juga Pak Prabowo ke Pak Ganjar, tetapi tidak sekontra ke Pak Anies,” ucap Dody.
Dody melihat emosi Prabowo yang meledak terkadang coba dinetralisasi oleh dirinya sendiri dengan “bergoyang” gemoy yang menyerupai silat. “Pak Prabowo juga agak sulit menyampaikan hal yang rinci itu juga menjadi tantangan tersendiri,” jelas Dody.
Tentang performa Ganjar, Dody menyebut eks Gubernur Jawa Tengah itu terlihat lebih tenang dan tidak ambisius dalam menguasai jalannya debat. Namun, Ganjar seringkali mengeluarkan pernyataan normatif dan kurang efektif dalam menggunakan waktu yang diberikan KPU untuk menyampaikan gagasannya.
“Dia (PDI-P) masih ada di pemerintah. Jadi, mungkin (Ganjar) terlihat hati-hati. Tapi, (performanya) cukup signifikan ketika dia menanyakan ke calon nomor 1 (Anies) soal IKN (Ibu Kota Nusantara). Apakah akan dilanjutkan atau tidak? Ada juga beberapa program lain pemerintahan Pak Jokowi yang disinggung,” kata Dody.
Ganjar juga seringkali menunjukkan ekspresi wajah yang kurang puas ketika jawaban calon lain tidak sesuai ekspektasi. Di lain waktu, Ganjar juga tampak bingung menyikapi jawaban dari calon lain yang keluar dari konteks.
“Misalnya, saat menanyakan ke calon lain, terus jawabannya di luar konteks, dia sangat kurang puas. Mungkin karena merasa bahwa yang ditanya itu tidak paham. Itu membuat wajah Ganjar kencang. Ketika pihak lawan menjawab di luar konteks, dia juga agak bingung di situ,” jelas Dody.
Ganjar juga sempat terlihat kaget ketika Prabowo bertanya soal kelangkaan pupuk di Jawa Tengah. Isu itu tidak ada hubungannya dengan topik debat, yakni pemerintahan, hukum, hak asasi manusia, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, penanganan disinformasi, peningkatan layanan publik, serta kerukunan warga.
“Waktu yang masih panjang, dia memotong. Padahal, masih ada sisa 10 detik itu. Tapi, dia tidak mau melanjutkan pembicaraan lebih lanjut. Soal pertanyaan Prabowo tentang pupuk itu juga dia terlihat agak malas menjawab. Dia sempat bilang (ke Prabowo), ‘Bapak tidak paham di lapangan, padahal Bapak pernah menjadi Ketua HKTI’,” ucap Dody.
Pakar gestur dan mikroekspresi dari Universitas Indonesia (UI) Monica Kumalasari menilai Prabowo menjadi kandidat yang tampil paling emosional dalam debat perdana Pilpres 2024. Emosi Prabowo terlihat saat menanggapi pertanyaan Anies mengenai perasaannya terhadap skandal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90/PUU-XXI/2023.
“Sebagai contoh, Prabowo menggunakan suara bawah untuk merespons ketika Anies menanyakan perihal perasaannya terhadap putusan MK. Beliau mengatakan ‘Mas Anies… Mas Anies…’ Juga dengan respons suara ke Ganjar ‘Come on, Mas Ganjar!’ Kemudian, ‘Sorry ye… Sorry ye…’ Hal ini mengindikasikan keterlibatan emosi kemarahan yang dalam,” jelas Monica seperti dikutip dari Antara.
Kecemasan juga terasa saat Prabowo menjawab pertanyaan Ganjar soal perlunya pengadilan HAM untuk menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu serta permintaan agar Prabowo membantu mencarikan kuburan 13 aktivis mahasiswa yang hilang pada 1998.
“Walaupun secara verbal ditanggapi Prabowo dengan santai dan taktis, namun bahasa non verbalnya mengungkapkan kecemasan. Terlihat ia mengusap wajah dengan tisu dalam konteks bahasan ini,” ujar Monica.
Monica juga menyebut joget “gemoy” Prabowo yang kerap muncul secara spontan di sela-sela adu gagasan. Menurutnya, aksi menari-nari kecil itu dilakukan Prabowo sebagai mekanisme untuk menjaga emosinya agar tidak meledak.