Sebagai contoh, Bambang Pacul, Oegroseno, atau Taj Yasin harus memiliki popularitas, elektabilitas, dan isi tasnya. Saat ini belum ada survei mengenai elektabilitas, popularitas, dan kekuatan finansial mereka. Meskipun PDI-P kembali menang dalam Pileg 2024 di Jawa Tengah, bukan berarti mereka akan menjadi penentu peta koalisi dalam Pilgub Jateng. Namun, kemungkinan adanya koalisi dalam Pilpres 2024 bisa saja terjadi di Pilgub Jateng.
PDI-P masih dominan di Jawa Tengah, dengan meraih 5,2 juta suara atau 26,59% dari total suara provinsi untuk DPRD. PKB dan Gerindra berada di posisi kedua dan ketiga dengan perolehan suara 3,03 juta (15,3%) dan 2,59 juta (13%). Meskipun demikian, pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang didukung oleh PDI-P dan PPP hanya mendapatkan sekitar 7,8 juta suara, sementara pasangan Prabowo-Gibran unggul dengan perolehan sekitar 12 juta suara.
Peneliti politik Wasito Jati dari BRIN berpendapat bahwa pertarungan dalam Pilgub Jateng akan berlangsung ketat, dengan PDI-P berusaha mempertahankan kursi Gubernur Jateng yang saat ini dipegang oleh Ganjar. Selama dua periode sebelumnya, Ganjar telah memimpin Jawa Tengah dari tahun 2013 hingga 2023. Wasito juga memperkirakan bahwa peta koalisi di Pilgub Jateng akan mencerminkan peta koalisi nasional dalam Pilpres 2024, namun dinamika politik ke depan masih akan mempengaruhinya.