Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, menyatakan bahwa keputusan ini membuat persaingan calon gubernur Jakarta menjadi lebih menarik. Para kandidat akan berusaha untuk mengalahkan pesaingnya dalam pilkada satu putaran untuk memenangkan pemilihan tanpa harus berharap menjadi kuda hitam dengan bergabungnya kandidat yang kalah di putaran pertama.
Menurut Arifki, syarat baru yang menenangkan Pilkada Jakarta akan menguntungkan Ahok dan Anies karena keduanya merupakan veteran dan lebih populer dibandingkan dengan kandidat lain yang baru muncul belakangan. Arifki menilai bahwa situasi politik seperti mengayuh sepeda dimana harus terus berusaha agar tidak jatuh, tetap menarik bagi Ahok dan Anies dalam Pilkada Jakarta.
Beberapa nama yang ikut meramaikan bursa calon gubernur Jakarta 2024 selain Ahok dan Anies adalah Ahmad Riza Patria (Ariza) dari Gerindra dan mantan Wakil Gubernur Jakarta, Ahmed Zaki Iskandar dari Partai Golkar, Ahmad Sahroni dari NasDem, dan Ridwan Kamil (RK) dari Partai Golkar dan bekas Gubernur Jawa Barat.
Anies belum mengonfirmasi apakah akan kembali maju dalam Pilkada Jakarta atau tidak. Namun, menurut Arifki, ini bisa menjadi kesempatan emas bagi Anies untuk langkah politik ke depannya, terutama jika jabatan gubernur Jakarta membuka peluang untuk maju sebagai calon presiden.
Namun, Arifki juga mengingatkan bahwa langkah tersebut berarti Anies harus menurunkan kelasnya sementara, jika ia memilih untuk maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.