Sunday, April 27, 2025

Pentingnya Upgrade Lampu Motor...

Penggunaan lampu LED semakin populer di kalangan pemilik motor di Indonesia dalam beberapa...

Tenggelam di Sungai Kampar:...

Suwarni (61), seorang warga Desa Palung Raya, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar yang tenggelam...

Marquez di Garasi, Mobil...

Pada hari Minggu, 27 April 2025 pukul 08:15 WIB, terdapat beberapa berita yang...

Tips Berkegiatan Sehari-hari: Mari...

Pekanbaru - Dalam suasana bulan Syawal, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau dan Ikatan...
HomePolitikSiapakah yang Terkuat...

Siapakah yang Terkuat dalam Perebutan Kursi Ketum Partai Golkar?

“Jadi gambaran yang terbentuk, Pak Bahlil adalah seorang politikus yang ambisius. Itu adalah poin kelemahannya yang penting,” kata Zaki.

Zaki menilai bahwa Airlangga memiliki peluang yang lebih besar untuk memenangkan kursi Ketua Umum Partai Golkar dibandingkan dengan Bahlil, Bambang Soesatyo, dan Agus Gumiwang. Airlangga dinilai memiliki hubungan yang baik dengan tokoh patron di Partai Golkar, seperti mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

“Jangan lupa bahwa Jokowi sendiri pernah meminta untuk menjadi Ketua Umum Golkar. Namun, hal ini tidak akan mudah. Bagaimanapun, bekas presiden memiliki pengaruh politik yang cukup signifikan dalam politik di Golkar. Berbeda jika Jokowi masih menjabat,” ujar Zaki.

Menurut Zaki, Jokowi tidak lagi memiliki pengaruh yang kuat dalam pemilihan Ketua Umum Partai Golkar, seperti pada Munas sebelumnya. Setelah tidak lagi berkuasa setelah 20 Oktober 2024, pengaruh Jokowi akan melemah dan kekuasaan akan beralih kepada presiden yang terpilih.

“Hukum politik seperti itu. Jika dia masih berkuasa, Golkar akan memberikan dukungan penuh, tetapi setelah tidak lagi menjabat, situasinya akan berbeda,” tutur Zaki.

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh analis politik dari Universitas Mulawarman, Budiman, bahwa dari segi kekuatan politik, jaringan dana, dan kedekatan dengan pemerintahan yang baru, Airlangga memiliki peluang terbesar untuk memenangkan kursi Ketua Umum Partai Golkar.

Dukungan dari tokoh patron Partai Golkar cenderung kepada Airlangga karena dianggap berhasil meningkatkan suara dan kursi partai di DPR. Meskipun awalnya ada keraguan dari tokoh senior di Partai Golkar terhadap kepemimpinan Airlangga, namun hal tersebut terbantah dengan peningkatan suara Partai Golkar di parlemen.

Peningkatan suara Partai Golkar dalam Pileg 2024 juga menjadi bukti bahwa Airlangga memiliki infrastruktur yang kuat di daerah. Hal ini bisa menjadi modal bagi Airlangga untuk memobilisasi pendukungnya di tingkat daerah.

Dalam hal modal, Airlangga bersaing dengan Bahlil. Namun, jika dilihat dari dukungan cabang dan tokoh senior Partai Golkar, Airlangga masih unggul. Partai Golkar di bawah pimpinan Airlangga juga turut memuluskan kemenangan Prabowo-Gibran dalam pilpres.

Oleh karena itu, Budiman memprediksi bahwa dukungan dari Prabowo lebih cenderung kepada Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar, dibandingkan dengan Bahlil, Bamsoet, atau Agus.

“Airlangga bisa mengunci dukungan dari Prabowo untuk mempertahankan posisinya di Golkar,” ujar Budiman.

“Kecuali ada gerakan ‘bawah tanah’.”

Source link

Semua Berita

Mengapa Pahlawan Nasional Tak Pantas untuk Soeharto?

Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) telah membahas calon pahlawan nasional tahun 2025 pada bulan Maret 2025. Ada sepuluh tokoh yang diusulkan, termasuk nama-nama seperti Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Bisri Sansuri, Idris bin Salim...

Rahasia Keluarganisasi di PAN: Apa yang Perlu Anda Ketahui

Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2024-2029 mengumumkan struktur kepengurusannya yang dipimpin oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas). Dalam struktur kepengurusan ini, terlihat keberadaan dua putri Zulhas yang menduduki posisi strategis. Putri sulung Zulhas, Zita Anjani, menjadi Wakil Ketua...

Perlukah Menghapus Proses PAW Setelah Kasus Harun Masiku?

Pergantian antar waktu (PAW) yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPRD, dan DPD (MD3) telah menjadi sorotan masyarakat dan diajukan untuk diuji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK). Saat ini, terdapat dua permohonan uji materi...

Kategori Berita