Sunday, April 27, 2025

Halal Bi Halal Warga...

Pada momentum Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, Ikatan Keluarga Tanah Datar (IKTD...

Penjualan Mobil Hybrid Suzuki...

Penjualan mobil hybrid di Indonesia mengalami peningkatan sepanjang bulan Maret 2025. Data dari...

Pentingnya Upgrade Lampu Motor...

Penggunaan lampu LED semakin populer di kalangan pemilik motor di Indonesia dalam beberapa...

Tenggelam di Sungai Kampar:...

Suwarni (61), seorang warga Desa Palung Raya, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar yang tenggelam...
HomePolitikSoliditas Partai Amin...

Soliditas Partai Amin dan Ganjar Goongrong Terancam Runtuh, Angket Diprediksi Akan Menyusul

Terpisah, Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, menilai, tidak solidnya partai politik (parpol) pengusung Amin dan Ganjar-Mahfud menjadi sinyalemen pengajuan angket akan tumbang di tengah jalan alias rungkad.

Menurutnya, PPP belum bersikap lantaran masih berjuang guna memastikan tembus ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4%. Adapun NasDem masih menunggu langkah PDIP karena dinilai belum kompak, ditandai dengan tidak adanya Puan Maharani dalam rapat paripurna.

“Ketidakhadiran Puan Maharani di rapat paripurna menimbulkan persepsi bahwa PDIP belum satu suara soal hak angket,” katanya kepada Alinea.id, Rabu (6/3).

Situasi ini, menurut Arifki, terjadi karena setiap parpol tengah mengalkulasi untung rugi jika angket berjalan. Karenanya, para ketua umum partai pengusung Amin dan Ganajr-Mahfud terkesan masih menjaga jarak.

“Masih terpolarisasi dengan situasi pilpres (pemilihan presiden) dan dukungan terhadap capres dan cawapres masing-masing,” ulasnya.

Ia melanjutkan, salah satu variabel yang dihitung adalah peluang bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka kelak. Jika itu terjadi, tentu kekuatan kubu Prabowo bakal menguat di parlemen nantinya.

Arifki mengingatkan, adanya negosiasi tersebut sangat mungkin terjadi lantaran tidak semua parpol pengusung Amin dan Ganjar-Mahfud terbiasa berada di luar istana. Katanya, hanya PDIP dan PKS yang memiliki mental menjadi oposisi.

Kendati begitu, PKS dinilai berpeluang bergabung dengan pemerintahan Prabowo. “Partai-partai ini baru selesai ‘perang’ di pemilu. Memutuskan untuk oposisi dari awal tentu menjadi keputusan yang berat,” ucapnya.

Source link

Semua Berita

Mengapa Pahlawan Nasional Tak Pantas untuk Soeharto?

Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) telah membahas calon pahlawan nasional tahun 2025 pada bulan Maret 2025. Ada sepuluh tokoh yang diusulkan, termasuk nama-nama seperti Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Bisri Sansuri, Idris bin Salim...

Rahasia Keluarganisasi di PAN: Apa yang Perlu Anda Ketahui

Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2024-2029 mengumumkan struktur kepengurusannya yang dipimpin oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas). Dalam struktur kepengurusan ini, terlihat keberadaan dua putri Zulhas yang menduduki posisi strategis. Putri sulung Zulhas, Zita Anjani, menjadi Wakil Ketua...

Perlukah Menghapus Proses PAW Setelah Kasus Harun Masiku?

Pergantian antar waktu (PAW) yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPRD, dan DPD (MD3) telah menjadi sorotan masyarakat dan diajukan untuk diuji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK). Saat ini, terdapat dua permohonan uji materi...

Kategori Berita