Bulan Ramadan jadi momentum elite politik dan masyarakat untuk merajut kembali hubungan setelah sempat merenggang karena perbedaan pilihan politik pada Pemilu 2024. Ramadan harus jadi bulan untuk membersihkan jiwa.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan, tidak ada larangan berdebat selama Ramadan. Namun, ia menekankan, pentingnya berdebat tetap dilakukan dengan santun, cerdas, dan tidak dimaksudkan sebagai permusuhan.
“Di dalam hadis disebutkan, agar puasa seseorang sempurna dan diterima oleh Allah, hendaknya dia menghindari perkataan yang memecah belah, menggunjing, dan kotor. Kritik dilakukan dengan kepala dingin, bukan dengan kepalan tangan atau kemarahan,” kata Mu’ti.
Menurut Mu’ti, Ramadan idealnya menjadi bulan Islam, yaitu bulan di mana secara spiritual seorang Muslim membersihkan jiwa dari segala dosa dan sifat-sifat tercela. Hubungan antarsesama manusia yang selama Pemilu 2024 sempat rusak, harus diperbaiki.